Solo (ANTARA) - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan terus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Ahmad Yudi (35), warga Kacamatan Palur, Kabupaten Karanganyar, merupakan salah satu masyarakat yang sudah merasakan langsung manfaat ketika menggunakan Program JKN untuk kebutuhan persalinan istrinya. Ia mengaku sudah terdaftar sebagai peserta JKN ini sejak masih bekerja di perusahaannya.
Di Solo, Jawa Tengah, Jumat, Ahmad sedang menunggu di ruang pelayanan BPJS Kesehatan cabang Surakarta dan membawa beberapa berkas administrasi yang diperlukan.
“Saya merupakan salah satu warga Karanganyar yang merasakan bagaimana pemerintah itu hadir untuk membantu masyarakat melalui Program JKN. Kebetulan saya terdaftar sebagai peserta JKN ini sudah cukup lama, karena didaftarkan oleh perusahaan. Menurut saya, kepesertaan JKN ini jangan sampai dibiarkan tidak aktif, harus dipastikan selalu aktif karena kita tidak tahu kapan kita akan butuh. Kalau tidak bisa diurus ke kantor bisa diurus online juga ternyata melalui tiga kanal layanan non tatap muka, yaitu aplikasi Mobile JKN, Whatsapp PANDAWA (Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp), atau bisa dari Care Center 165. Ini saya sudah bawa semua dokumen yang dibutuhkan supaya kepesertaan JKN saya aktif lagi,” katanya.
Ia juga ikut membagikan pengalamannya saat menggunakan Program JKN ketika istrinya melahirkan. Dari cerita Ahmad, istrinya sempat dirujuk ke beberapa rumah sakit sebelum persalinan. Saat itu ia dan keluarganya masih terdaftar sebagai peserta Pekerja Penerima Upah (PPU).
Untuk peserta PPU diberikan hak untuk mendaftarkan istri dan tiga orang anak yang iurannya sebagai peserta JKN dengan iuran yang dibayarkan perusahaan. Berdasarkan pengalamannya, Ahmad mengaku mendapatkan pelayanan yang bagus saat di fasilitas kesehatan (faskes).
Menurutnya mekanisme penggunaan Program JKN untuk berobat cukup sederhana karena bisa dengan menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau kartu digital pada aplikasi Mobile JKN.
“Istri saya melahirkan selalu pakai Program JKN. Di rumah sakit pelayanan antara peserta JKN dengan mandiri tidak dibeda-bedakan, dokter dan tenaga medis di sana ramah, informatif dan cepat tanggap. Harapan saya ke depan, semoga pelayanan yang diberikan tetap konsisten tanpa membeda-bedakan pasien. Salah satu untungnya berobat pakai Program JKN itu kalau mau berobat tidak ribet karena bisa menunjukkan KTP saja tanpa perlu fotokopi dokumen-dokumen lagi,” ujarnya.
Ahmad merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang sangat membantu ia dan keluarga selama di rumah sakit. Di pertengahan sesi wawancara, Ahmad sempat menyinggung beberapa cerita yang ia dengar dari netizen di media sosial terkait isu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien JKN.
Menurutnya isu tersebut tidak sesuai dengan apa yang ia rasakan selama menggunakan Program JKN untuk berobat.
“Program JKN benar-benar memberi perlindungan kesehatan untuk masyarakat. Saat persalinan istri saya, selama perawatan di faskes tidak dipungut biaya sepeserpun, alias gratis. Untuk masyarakat yang belum terdaftar menjadi Peserta JKN, saya berpesan untuk segara daftar, bisa melalui Mobile JKN atau PANDAWA,” katanya.

