Semarang (ANTARA) - Sejumlah industri di Jawa Tengah sudah mulai bertransformasi menerapkan energi bersih dalam menjalankan bisnis dan produksinya, yakni dengan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Compliance Head PT Sumber Bintang Rejeki Ribawani Shinta Sulistyaningtyas, di Semarang, Selasa, mengatakan pihaknya menerapkan industri hijau dengan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sejak 2022.
Hal tersebut disampaikan saat diskusi bertema "Inisiatif Dekarbonasi Wujudkan Industri Hijau".
Berkolaborasi dengan SUN Energy dalam pemasangan PLTS dengan kapasitas 15 persen, ia menargetkan 100 persen penerapan EBT pada 2030 untuk mendorong peningkatan industri dan menjaga lingkungan.
"Program lingkungan ini pada awalnya memang didorong oleh dua hal, yakni pemenuhan persyaratan regulasi dan permintaan dari 'buyer'. Ini menjadi syarat utama agar perusahaan bisa ekspor dan mendapatkan order," katanya.
Area Head PT Kayu Lapis Indonesia (KLI) Didik Adishila mengungkapkan komitmen perusahaan terhadap program lingkungan, termasuk target "net zero emission" didorong oleh kebutuhan memenuhi regulasi dan permintaan langsung dari para pembeli.
Ia menjelaskan bahwa PT KLI mulai mengoperasikan PLTS bekerja sama dengan SUN Energy dengan kapasitas awal sebesar 15 persen dari kebutuhan listrik.
Dari penggunaan PLTS yang baru mencakup 15 persen, kata dia, perusahaan mampu menghemat biaya listrik hingga Rp1,6 juta sehingga semakin menguatkan komitmen perusahaan untuk terus memperluas pemanfaatan energi surya.
Beberapa pembeli, kata dia, ternyata menjadi lebih yakin untuk melakukan pemesanan karena kami sudah menerapkan standar-standar lingkungan.
Sementara itu, Chief Sales Officer SUN Energy Oky Gunawan mengatakan bahwa penggunaan EBT di sektor industri nasional dalam tiga tahun terakhir semakin tumbuh pesat, terutama dari industri manufaktur.
"Selain dorongan efisiensi, kewajiban dari pasar global, seperti Uni Eropa mendorong implementasi ini," katanya.
Grup SUN menghadirkan ekosistem solusi keberlanjutan, meliputi instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) bagi sektor industri, sistem baterai dan penyimpanan energi, pengelolaan air berkelanjutan, serta elektrifikasi armada dan infrastruktur EV.
Ketua Pokja Pengawasan dan Pengendalian Industri Non Agro Disperindag Jateng Iwan Indrawan menegaskan pihaknya terus mendorong transformasi industri hijau melalui penguatan regulasi dan penerapan praktik Standar Industri Hijau (SIH).
Penerapan SIH dan meningkatnya kesadaran akan efisiensi energi tercermin dari pertumbuhan adopsi PLTS yang pesat di Jateng dan SUN Energy kini melayani lebih dari 30 perusahaan dengan total kapasitas terpasang 22 MW.
Implementasi tersebut telah menghasilkan lebih dari 26 juta kWh energi bersih dan mengurangi lebih dari 20 juta kilogram emisi CO2, setara dengan 330 ribu pohon yang ditanam.

