Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus menggencarkan upaya pencegahan banjir dengan melakukan pembersihan tiga saluran utama di sepanjang Jalan Agil Kusumadya, tepatnya di depan JHK, pada Jumat (5/12).
Bupati Kudus Sam’ani Intakoris turun langsung memimpin kegiatan tersebut untuk memastikan kesiapsiagaan daerah menghadapi peningkatan intensitas hujan.
Kegiatan kerja bakti lintas instansi itu melibatkan 110 personel dari TNI, Polri, sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), PT Pura, serta para relawan. Upaya tersebut dinilai memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam menjaga kelancaran aliran air dan meminimalkan risiko genangan di kawasan padat lalu lintas tersebut.
Bupati Sam’ani Intakoris di Kudus, Jum'at, menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh pihak dalam menjaga kebersihan saluran air.
"Kami ingin memastikan aliran air tetap lancar, karena ini menyangkut perlindungan masyarakat. Terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat. Semangat gotong royong ini harus terus dijaga agar Kudus semakin siap menghadapi musim hujan," ujarnya.
Sementara itu, Camat Jati Muhammad Zainuddin menambahkan pihaknya berkomitmen menjaga kawasan Kecamatan Jati tetap aman dari potensi genangan. Pemantauan saluran akan dilakukan secara berkala.
"Hari ini (5/12) fokus kami saluran air di depan JHK (Jam'iyyatul Hujjaj Kudus)-Warung Soto Denuh, selatan PLN, dan utara Yayasan Darma-Taman Adipura. Ini kami lakukan agar tidak terjadi hambatan yang bisa menimbulkan genangan maupun banjir," ujarnya.
Pembersihan tiga saluran utama ini diharapkan mampu mengoptimalkan mitigasi banjir, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat berupa lingkungan yang lebih aman dan aliran air yang lebih tertata.
Sebelumnya, Bupati Kudus juga memimpin kegiatan pembersihan gorong-gorong dan saluran air, khususnya pada ruas yang melintasi Jalan Agil Kusumadya. Kegiatan itu melibatkan Dinas PUPR Kabupaten Kudus, Dinas PKPLH, BBWS Pemali Juwana, PSDA Provinsi Jawa Tengah, BPBD, Linmas Kencana, TNI, Polri, ormas seperti BSN dan Pnaji Bangsa, serta warga Desa Jati Wetan.
Langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi banjir yang dapat terjadi di luar perkiraan. Meskipun, setelah dilakukan normalisasi Sungai Wulan dan pembangunan sejumlah kolam retensi di wilayah Wulan dan Tanggulangin, sistem pengendalian banjir di Kudus kini semakin membaik.
Material hasil kerukan normalisasi Sungai Wulan juga telah dipindahkan ke kolam-kolam retensi alami. Ke depannya, galian dari normalisasi sungai lainnya akan ditempatkan di kolam retensi yang tersedia sehingga air hujan ekstrem dapat tertampung dan tidak meluap ke permukiman.
Pemkab Kudus menyampaikan apresiasi kepada PUPR Kudus, BBWS Pemali Juwana, dan PSDA Provinsi Jawa Tengah yang telah bekerja melakukan normalisasi di sejumlah sungai di wilayah Kudus.
Dengan prakiraan BMKG yang menyebutkan bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari-Februari 2026 dengan potensi cuaca ekstrem cukup tinggi, pemerintah meminta seluruh pihak meningkatkan kesiapsiagaan.
Kerja bakti serentak tersebut menjadi bukti nyata semangat gotong royong lintas instansi dan masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir di Kabupaten Kudus.

