Solo (ANTARA) - Lembaga Riset dan Konsultan Prospect Institute berhasil meraih Outstanding ESG Consulting Partner di ESG Initiative Award 2025 di Jakarta, Jumat (28/11).
Managing Director Prospect Institute Miftah Faridl Widhagdha mengatakan Prospect Institute meraih penghargaan dengan predikat Diamond (skor 9.33) dalam ajang ESG Initiative Awards (EIA) 2025 yang merupakan sebuah platform penghargaan nasional yang menilai penerapan dan inovasi Environmental, Social, dan Governance (ESG) dari lebih dari 250 perusahaan di Indonesia.
Ia mengatakan pencapaian ini sekaligus menegaskan posisi Prospect Institute sebagai salah satu konsultan ESG yang kredibel di Indonesia.
“Ini merupakan apresiasi atas komitmen teman-teman di Prospect Institute yang telah mengembangkan inisiatif ESG nya menjadi enabler untuk ekosistem sustainability di Indonesia, tentu sebagai partner di ESG consulting kami terus mendukung inisiatif ESG untuk dikembangkan di berbagai sektor di Indonesia,” katanya.
Ia juga dengan tema “Transforming Risk into Opportunity Through ESG Strategy”, ESG Initiative Awards 2025 bertujuan mempercepat transformasi keberlanjutan dan mendukung terciptanya praktik ESG yang berkualitas dan terukur di seluruh sektor industri.
Penghargaan diberikan setelah proses penilaian objektif yang dilakukan oleh tim penilai dan dewan juri independen yang terdiri dari para pakar ESG lintas sektor, mulai dari praktisi industri, akademisi, hingga asosiasi profesi, termasuk Indonesian ESG Professional Association (IEPA), pakar QHSE, ahli keberlanjutan, hingga jurnalis senior di bidang sustainability.
“Penganugerahan ini menjadi bukti pengakuan nasional terhadap peran Prospect Institute sebagai mitra strategis yang membantu perusahaan dan organisasi mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan ke dalam operasi bisnis, kebijakan, dan pengambilan keputusan,” katanya.
Sementara itu, dikatakannya, acara pemberian penghargaan diawali dengan sambutan oleh Dirjen EBTKE (Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi) Kementerian ESDM Republik Indonesia Eniya Listiani Dewi yang menyampaikan bagaimana sinergi dan kolaborasi dapat mempercepat penerapan prinsip ESG dalam pengembangan EBTKE.
Salah satu bentuknya adalah dengan mendorong terciptanya berbagai regulasi pemerintah yang mendukung transisi energi di Indonesia.
Selanjutnya adalah agenda CEO & Executive Talks dengan materi pertama berjudul Sustainability Productivity oleh Ari Tjahjanto B.Sc (Hons), M.PKB, CPOD, CMA, SEA (CEO Wongke Solution, Expert in Human Capital-IT-Sustainability). Menurutnya, sustainability practice tidak hanya untuk lingkungan tapi juga untuk sosial.
“Perlu kesadaran bahwa kita harus bergerak sekarang bukan nanti, yang apabila tidak dilakukan, anak cucu kita yang akan menanggung akibatnya,” katanya.
Materi kedua dengan judul Strategic ESG Outlook and Implementation Insight yang disampaikan oleh Dr. Dewi Hanggraeni, S.E., MBA yang merupakan Akademisi, Dekan FEB Universitas Pertamina.
“Riset membuktikan bahwa ESG dapat menekan cost of capital dan memengaruhi kinerja perusahaan. ESG dan GRC (Government, Risk Management, & Compliance) adalah satu kesatuan. Dalam penggabungan ini kita harus bicara secara keseluruhan bukan satu per satu, selain itu harus terukur hasil atau dampaknya,” ujarnya.
Materi ketiga, disampaikan oleh Tria Mutiari Meilan yang merupakan Vice President of Sustainability PT KAI (Persero) dengan judul Leading ESG Excellence in Sustainable Railways.
Tria menyampaikan beberapa inisiatif PT KAI (Persero) terkait sustainability di antaranya mengurangi penggunaan kertas dengan tidak harus memakai cetak boarding pass dan dialihkan menjadi face recognition.
“Selain itu juga menyediakan water station di berbagai stasiun, melakukan waste management, hingga pencatatan carbon footprint pada tiket penumpang,” katanya.

