Solo (ANTARA) - Indonesia-Korea merayakan keberagaman dan persahabatan lewat seni pertunjukan bertajuk Heterogeneous: Sinamadan dalam Pertunjukan Kolaboratif Indonesia-Korea di Pendhapa Ageng ISI Surakarta, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Kurang lebih 1.000 penonton hadir menyaksikan pertunjukan yang menghadirkan dialog budaya melalui kekuatan musik dan tari tersebut.
Mengusung konsep Heterogeneous yang berarti keberagaman, serta Sinamadan, istilah Jawa yang mencerminkan semangat saling mendengarkan dan memperhatikan, pertunjukan ini dirancang sebagai jembatan persahabatan yang kokoh antara Indonesia dan Korea.
Kolaborasi ini hadir berkat kerja sama antara Jurusan Etnomusikologi, Karawitan, dan Tari ISI Surakarta dengan Seoul National University College of Music yang dijembatani oleh Pusat Studi Musik Asia ISI Surakarta sebagai penggerak utama pertukaran ide dan gagasan antar dua institusi.
Melalui sinergi ini, tersaji rangkaian karya istimewa seperti Srimpi Ludiro Madu, Sinawi, Yeomyangchun, Chimhyangmu, Chunmyeongok, Intertwined, Cheoyongmu, Samulnori, hingga kolaborasi penutup yang sangat istimewa, yaitu Bengawan Solo.
Sebagai karya di penghujung acara, Bengawan Solo berhasil menghadirkan puncak emosi sekaligus simbol kebersamaan. Penampilannya disambut dengan tepuk tangan paling meriah dari seluruh penonton, menandai momen perayaan yang penuh makna sekaligus menutup pertunjukan dengan kesan yang mendalam.
Salah satu momen lain yang membekas adalah ketika karya Samulnori dimainkan bersama oleh mahasiswa SNU dan anak-anak tuna netra dari Jurusan Etnomusikologi ISI Surakarta.
Pertunjukan itu tidak hanya menampilkan kepiawaian musikal tetapi juga memperlihatkan betapa seni mampu menjadi bahasa universal yang menyatukan perbedaan dan menghadirkan inklusivitas yang tulus.
Lebih dari sekadar pertunjukan, Heterogeneous menjadi ruang perayaan yang mempertemukan dua budaya besar. Melalui musik dan tari, Indonesia dan Korea saling belajar, saling memahami, dan saling menginspirasi.
Acara ini sekaligus memperkuat ikatan diplomatik, membuka jalan bagi pertukaran akademis dan kolaborasi artistik, serta meneguhkan keyakinan bahwa seni dapat menjadi medium persahabatan yang abadi.
Sebagai tindak lanjut dari pertunjukan tersebut, pada 5 September 2025 dilaksanakan penandatanganan Implementation Arrangement (IA) antara ISI Surakarta dan Seoul National University College of Music. Langkah ini menandai komitmen kedua institusi untuk memperdalam kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan seni pertunjukan lintas budaya.
Dengan semangat Sinamadan, pertunjukan dan kerja sama ini diharapkan menjadi awal dari perjalanan panjang lintas budaya yang tidak hanya menghidupkan ruang-ruang seni, tetapi juga memperkaya cara pandang kedua bangsa dalam merayakan keberagaman.

