Solo (ANTARA) - Sebanyak 59 mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) mengikuti pembekalan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) 2025 jelang terjun ke lapangan.
Mereka mengikuti pembekalan di Teater Kecil ISI Solo, Jawa Tengah, Kamis usai lolos program tersebut.
Acara yang dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Dr. Tatik Harpawati, M.Sn., tersebut bertujuan memastikan mahasiswa mengikuti seluruh rangkaian MBKM dengan kesungguhan dan tanggung jawab penuh.
Dalam sambutannya, Tatik juga mengajak mahasiswa menggunakan program ini untuk mengasah soft skill dengan belajar langsung dari pengalaman di lapangan.
Sesi teknis pembekalan disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Isa Ansari M.Hum, serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Widiatmono, S.E. Dalam arahannya, Isa menegaskan MBKM bukanlah pelarian dari perkuliahan reguler.
“Program ini harus dimanfaatkan sebagai sarana percepatan pengembangan kompetensi, bukan sekadar menggugurkan kewajiban,” katanya.
Sejalan dengan hal itu, Widiatmono dalam paparannya juga menekankan mahasiswa untuk disiplin dalam hal administrasi dan pelaporan terutama terkait laporan pendanaan selama program MBKM.
FSP ISI Solo tahun ini menjalankan empat skema MBKM, yakni asistensi mengajar, magang bersertifikat, proyek independen, dan riset.
Ia mengatakan mitra program tersebar di dalam maupun di luar Karesidenan Surakarta, bahkan beberapa mitra berada di provinsi lain dan lintas pulau. Untuk program magang dan kemitraan budaya, beberapa mitra yang tercatat antara lain Pura Mangkunegaran, Sanggar Madhangkara, UPT Taman Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (sebagian mitra di luar provinsi), serta Gedung Wayang Orang Sriwedari.
Sementara itu, pada program riset terdapat kerja sama dengan mitra seperti Badan Pelestarian K Wilayah V Jambi, Rumah Karya Indonesia Medan, dan Sekolah Seni Tubaba Lampung.
Koordinator MBKM Dani Yanuar, M.Sn. menjelaskan mahasiswa akan mulai ditempatkan di mitra mulai pekan depan. Ia berharap mahasiswa yang lolos mampu untuk menjaga nama baik ISI Solo ketika menjalani program di mitra.
Ia juga mengingatkan adanya konsekuensi bagi mahasiswa yang tidak bersungguh-sungguh.
“Kalau ada laporan dari mitra bahwa mahasiswa lalai, maka konversi nilai dianggap gagal dan harus mengulang perkuliahan. Bahkan yang paling fatal adalah mahasiswa wajib mengembalikan dana yang sudah diterima dari universitas,” katanya.

