Kudus (ANTARA) - Taman Kanak-kanak (TK) Bhayangkari 44 Kudus, Jawa Tengah, resmi mendeklarasikan diri sebagai sekolah ramah anak, sebagai upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan ramah anak.
Deklarasi tersebut ditandai dengan penandatanganan piagam komitmen oleh Bupati Kudus Sam'ani Intakoris dan Kapolres Kudus AKBP Heru Dwi Purnomo, diikuti sejumlah tamu undangan dan wakil orang tua murid, serta siswa dengan cap telapak tangan yang berlangsung di halaman sekolah TK Bhayangkari 44 Kudus, Kamis.
Kapolres Kudus AKBP Heru Dwi Purnomo dalam sambutannya di Kudus menyampaikan bahwa deklarasi ini merupakan wujud nyata komitmen Polres Kudus bersama Pengurus Cabang Bhayangkari untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, serta ramah anak.
"Kami ingin anak-anak terlindungi dari segala bentuk kekerasan, perundungan, dan perlakuan diskriminatif. Proses pembelajaran harus berbasis penghormatan terhadap hak anak serta mendorong tumbuh kembang yang utuh. Guru memiliki peran strategis membentuk karakter dan kepercayaan diri anak," ujarnya.
Ia berharap TK Bhayangkari 44 Kudus dapat menjadi contoh bagi satuan pendidikan lain di Kabupaten Kudus, sekaligus mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya orang tua dan guru, untuk bersatu padu melindungi anak demi terwujudnya generasi yang cerdas dan berkarakter.
Sementara itu, Bupati Kudus Sam'ani Intakoris mengapresiasi langkah TK Bhayangkari dan menyatakan siap mendukung upaya serupa di satuan pendidikan lain, baik negeri maupun swasta.
"Ini adalah ujian bersama untuk menghadirkan lingkungan sekolah yang bebas dari kekerasan, baik fisik maupun non-fisik. Dengan pembiasaan sikap sopan santun, saling menghargai, serta memberi ruang bagi anak mengembangkan bakat dan minatnya, kita bisa melindungi mereka dari perundungan dan perlakuan tidak menyenangkan," kata Sam'ani.
Bupati juga mengumumkan rencana pembentukan Tim Advokasi Sekolah Ramah Anak tingkat kabupaten yang akan menjadi wadah mediasi antara guru, orang tua, dan pihak sekolah.
"Jangan sampai hal kecil seperti menegur anak dengan cara yang kurang tepat menjadi viral di media sosial dan merugikan semua pihak. Mari kita rembuk bersama melalui tim advokasi ini agar guru juga merasa nyaman menjalankan tugasnya," ujarnya.
Bupati Samani Intakoris berharap dengan sekolah ramah anak, bisa mewujudkan pendidikan berkualitas menuju Generasi Emas Indonesia 2045.
"Bersama kita bangun Kudus yang sehat, sejahtera, harmoni, dan bertakwa," ujarnya.
Baca juga: PGRI Jateng: Pastikan TK siap untuk wajib belajar 13 tahun

