Purwokerto (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menyiagakan layanan kesehatan daerah dalam merespons dua peristiwa longsor di wilayah Jateng, yakni Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara, melalui penguatan tim medis berjenjang.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin setelah kunjungan ke RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa siang, mengatakan mekanisme penanganan kesehatan saat bencana harus berjalan berjenjang dari kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional guna memastikan respons cepat pada situasi darurat di Jawa Tengah.
Dia menjelaskan pemerintah pusat siap memberikan dukungan terhadap hal tersebut, namun penanganan awal tetap berada pada otoritas daerah.
“Kalau untuk bencana, saya rasa lebih bagus Pak Sekda (Sekretaris Daerah) yang jawab. Kita dukung Pak Sekda. Pak Sekda butuh apa,” katanya.
Ia mengatakan setiap daerah telah memiliki tim medis sendiri sesuai struktur penanggulangan bencana.
Jika kapasitas kabupaten/kota tidak mencukupi, kata dia, dukungan akan naik ke tingkat provinsi, dan bila masih kekurangan akan ditangani pemerintah pusat melalui jejaring nasional.
“Kita punya dokter di pusat krisis, tapi dokter itu dipanggil sesuai kebutuhan daerah. Kabupaten atau kota punya tim sendiri. Kalau nggak mampu, naik ke provinsi, kalau provinsi nggak mampu naik ke nasional,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Sekda Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengatakan Pemprov Jateng langsung melakukan asesmen pada setiap kejadian bencana untuk menentukan kebutuhan medis, logistik, maupun dukungan rumah sakit yang harus segera diturunkan dari tingkat provinsi.
Dia menjelaskan tim kesehatan dari Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota telah melakukan pemeriksaan terhadap para pengungsi, termasuk layanan kesehatan jiwa dan pendampingan trauma.
“Kami memastikan tim respons cepat berjalan optimal. Rumah sakit juga siaga untuk menghadapi kemungkinan peningkatan kebutuhan layanan akibat bencana,” katanya.
Ia mengatakan koordinasi lintas sektor terus dilakukan agar penanganan kesehatan bagi korban dan masyarakat terdampak dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan terukur sesuai perkembangan di lapangan.

