Cilacap (ANTARA) - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 1 Polresta Cilacap, Jawa Tengah, memastikan seluruh proses pengolahan makanan bagi ribuan penerima manfaat berjalan higienis, bergizi seimbang, serta melibatkan bahan pangan lokal berkualitas dari UMKM dan petani sekitar.
Kepala SPPG 1 Polresta Cilacap Novia Amroini di Desa Karangreja, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Selasa, mengatakan dapur gizi yang mulai beroperasi sejak 1 Oktober 2025 itu telah melayani 3.721 penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG), meliputi 20 sekolah serta empat desa di wilayah Kecamatan Maos, yakni Karangreja, Karangrena, Kalijaran, dan Mernek.
"Seluruh proses produksi di dapur kami menerapkan enam tahapan mulai dari penerimaan bahan, persiapan, pengolahan, pemorsian dan pengemasan, distribusi, hingga pencucian alat makan," katanya.
Dia mengatakan kegiatan pada tahapan penerimaan bahan dan persiapan dimulai pada sore hari, sedangkan proses produksi dilakukan secara bergiliran sejak pukul 00.00 WIB hingga pagi hari dengan menyesuaikan jadwal pengiriman makanan ke sekolah dan kelompok sasaran 3B (Balita, Bumil/Ibu Hamil, dan Busui/Ibu Menyusui).
Dalam hal ini pengiriman pertama dilakukan pada pukul 06.30-08.00 WIB untuk sekolah jenjang PAUD dan TK, pengiriman kedua pada pukul 08.00-10.00 WIB untuk jenjang SMP dan SMA, serta pengiriman ketiga mulai pukul 10.00 WIB untuk kelompok sasaran 3B.
"Jumlah penerima manfaat kelompok sasaran 3B sekitar 600 orang yang tersebar di empat desa," katanya.
Dalam menjaga keamanan pangan, kata dia, seluruh menu diuji organoleptik untuk menilai tekstur, aroma, warna, dan rasa, serta dilakukan uji cepat menggunakan rapid test kit sebelum distribusi.
Selain itu dapur telah dilengkapi dengan instalasi pengolahan limbah cair, sterilizer, dan air food grade yang telah teruji bebas dari Escherichia coli (E.coli).
"Kami juga sedang memproses Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Berbagai dokumen pendukung seperti hasil uji sampel makanan, inspeksi kesehatan lingkungan, dan sertifikat pelatihan relawan telah dilengkapi sekarang sudah diunggah ke OSS (Online Single Submission)," katanya.
Terkait dengan bahan baku, khususnya sayuran dan beberapa kebutuhan lainnya, Novia mengatakan hal itu diperoleh dari UMKM dan petani di wilayah Kecamatan Maos dan sekitarnya.
Sementara itu Penanggung Jawab SPPG Polresta Cilacap Ajun Komisaris Polisi Siswanto mengatakan keberadaan dapur gizi tersebut bentuk kehadiran Polri dalam Program MBG.
Menurut dia, pengadaan bahan baku kebutuhan dapur SPPG yang berasal dari wilayah Maos merupakan upaya memperpendek rantai pasok bahan pangan.
"Kita utamakan bahan baku dari desa sekitar, seperti sayuran dan telur. Dengan begitu petani dan pelaku UMKM bisa menikmati harga yang wajar, karena kita beli langsung tanpa perantara," katanya.
Ia mengatakan SPPG 1 Polresta Cilacap juga rutin melakukan evaluasi harian terhadap menu, memastikan makanan yang disajikan sesuai selera anak-anak dan tetap bernilai gizi tinggi.
Bahkan, kata dia, menu favorit seperti ayam krispi, nasi, sayur buncis wortel, buah anggur, dan susu, kerap habis disantap penerima manfaat.
Menurut dia, saat sekarang Polresta Cilacap tengah menyiapkan empat SPPG baru, masing-masing berlokasi di Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Adipala, serta Desa Karangmangu dan Bajing Kulon, Kecamatan Kroya.
“Target kami, seluruh SPPG Polresta Cilacap bisa beroperasi penuh dan bersertifikat pada akhir 2025, sehingga layanan gizi aman, sehat, dan berkelanjutan dapat dinikmati masyarakat," kata Siswanto.


