Pati (ANTARA) - Sebanyak 1.109 tenaga kerja berasal dari 23 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Pati, Jawa Tengah memperoleh jaminan sosial ketenagakerjaan dari BPJS Ketenagakerjaan sehingga bisa bekerja secara optimal.
Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Pati Mochamad Andy Heriamsah di Pati, Selasa, menyampaikan di daerah setempat terdapat 58 SPPG dengan jumlah tenaga kerja mencapai 2.726 orang.
Namun, hingga saat ini baru 1.109 tenaga kerja yang telah terdaftar sebagai peserta aktif.
Ia mendorong seluruh SPPG yang belum mendaftarkan anggotanya agar segera mengikuti program jaminan sosial ketenagakerjaan, mengingat jumlah pekerja sektor pangan tersebut cukup besar dan rentan terhadap risiko kerja.
Komitmen BPJS Ketenagakerjaan Pati dalam memberikan perlindungan bagi pekerja sektor pangan ditegaskan melalui penyerahan sertifikat dan kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan kepada SPPG Ngawen Margorejo. Penyerahan dilakukan secara langsung oleh Andy sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan cakupan kepesertaan.
Ia menjelaskan seluruh SPPG yang telah terdaftar mengikuti dua program dasar, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). Sebanyak dua program ini, merupakan perlindungan minimal yang memastikan anggota SPPG mendapatkan jaminan keamanan ketika melaksanakan tugas di lapangan.
BPJS Ketenagakerjaan Pati telah menangani satu kasus kecelakaan kerja yang melibatkan personel SPPG. Hal itu, menjadi bukti nyata pentingnya perlindungan jaminan sosial bagi pekerja.
"Kami terus mendorong agar seluruh SPPG di Kabupaten Pati dapat segera mendaftarkan diri, karena perlindungan BPJS Ketenagakerjaan merupakan bentuk keamanan dasar bagi para pekerja dalam menjalankan tugas sehari-hari," ujarnya.
Melalui penyerahan sertifikat dan kartu peserta ini, BPJS Ketenagakerjaan Pati berharap, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan semakin meningkat.
Agenda tersebut sekaligus menjadi bukti keseriusan BPJS Ketenagakerjaan dalam menghadirkan manfaat nyata bagi pekerja sektor pangan.
Baca juga: Program MBG di Jateng sasar 6,3 juta penerima manfaat

