Magelang (ANTARA) - Masyarakat dari sejumlah komunitas di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menggelar aksi peduli dokter dan paramedis dalam menangani pasien COVID-19 di halaman Rumah Sakit Merah Putih di Jalan Magelang-Yogyakarta.
Inisiator aksi peduli dokter dan paramedis, Bagyo Suharsono di Magelang, Jumat, mengatakan dalam aksi ini dilakukan pemasangan spanduk dan karangan bunga sebagai bentuk dukungan untuk dokter dan paramedis yang beberapa di antaranya telah berkorban nyawa untuk menyelamatkan pasien COVID-19.
"Kami tidak ingin kejadian di beberapa daerah yang menolak dokter dan paramedis pulang ke rumahnya terulang di Magelang. Kami ingin menunjukkan jika masyarakat Magelang mendukung dan selalu bersama dengan mereka," kata Bagyo yang juga Ketua PWI Kabupaten Magelang ini.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penyerahan penyerahan baju hazmad, bunga mawar, bingkisan dan doa bersama untuk dokter dan paramedis.
Kegiatan untuk memberi semangat kepada para dokter dan paramedis ini juga diisi aksi monolog seniman Gepeng Nugroho. Peserta aksi juga melakukan tepuk tangan bersama selama 19 detik sesuai tahun virus corona muncul 2019.
Setelah itu melakukan sosialisasi dan pembagian masker kepada pengguna jalan di Pertigaan Blondo bersama perwakilan sejumlah komunitas yang peduli dan semangat untuk bergotong-royong memerangi virus corona agar segera selesai.
Ketua Satgas COVID-19 Rumah Sakit Merah Putih dokter Tatang Kurniawan menyampaikan terima kasih pada peserta aksi yang telah mendukung dokter dan paramedis dalam penanganan pasien COVID-19.
"Terima kasih atas dukungannya, kami pun tidak akan menyia-nyiakan dukungan ini, kami akan melayani semua masyarakat dengan baik. Dukungan ini sungguh sangat berarti karena memberi semangat kepada kami dan semangat itulah yang nanti akan meningkatkan daya tahan tubuh kita," katanya.
Ia menyampaikan jadi peran penting itu tidak hanya dipegang oleh orang medis dan paramedis tetapi lebih dari itu seluruh lapisan masyarakat mempunyai peranan yang penting untuk untuk melawan COVID-19.
"Jadi tidak ada yang lebih penting, hanya kami yang bekerja di medis, kami adalah benteng terakhir," katanya.