Blora (Antaranews Jateng) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat untuk mengurangi mengonsumsi makanan yang berbahan dasar gandum sebagai upaya mewujudkan kedaulatan pangan.
"Gandum merupakan bahan makanan yang diperoleh dari impor karena belum ada di Indonesia," katanya saat menghadiri Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-38 Provinsi Jawa Tengah di Alun-Alun Kabupaten Blora, Jumat.
Menurut Ganjar, banyak makanan lokal di Indonesia yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti makanan berbahan dasar gandum.
Selain itu, Indonesia memiliki banyak hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti gandum yang bersumber dari umbi-umbian seperti ketela, jagung, dan talas.
"Nah bahan makanan ini sebenarnya bisa diolah menjadi tepung sebagai bahan substitusi gandum, namun sampai sekarang potensi ini belum tergarap," ujarnya.
Paling tidak, lanjut Ganjar, saat ini sudah dimulai pengoplosan tepung dari umbi-umbian Indonesia ini dengan gandum.
Terkait dengan banyaknya jenis umbi-umbian yang ada di Indonesia, Ganjar optimistis ketergantungan gandum dapat terkurangi.
"Diharapkan, ketergantungan akan gandum tidak sebesar sekarang dan konsep ketahanan pangan Indonesia dapat terwujud," katanya.
Kendati demikian, mantan anggota DPR RI itu mengakui jika untuk mewujudkan kedaulatan pangan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tapi harus dimulai sejak saat ini.
"Mesti dirangsang dari pemerintah, swasta, makanannya harus berbahan dasar itu, jangan membeli bahan bahan dasar gandum, atau setidaknya mengurangi," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengajak warga untuk berdialog dan menanyakan sejumlah pertanyaan.
Ganjar juga meminta siswa SD dan SMA mengambil beberapa jenis umbi-umbian yang ada di depan panggung, meskipun banyak yang tidak mengetahui nama umbi-umbian.
"Ini menjadi pekerjaan rumah kita semuanya, bahwa anak-anak generasi penerus kita masih banyak yang tidak tahu potensi makanan lokal, padahal untuk mewujudkan kedaulatan pangan dari pangan lokal, pertama memang kita harus menanamkan kesadaran dan pengetahuan tentang potensi makanan lokal kepada mereka," katanya.
Acara Peringatan Hari Pangan Nasional Ke-38 di Kabupaten Blora diikuti oleh ratusan hadirin, termasuk Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dan Bupati Blora Djoko Nugroho.
Dalam kesempatan itu, Agung menerangkan jika Indonesia memiliki jenis bahan makanan terbanyak ketiga di seluruh dunia, namun sayang, pola makan masyarakat Indonesia masih didominasi oleh beras dan gandum.
"Kalau dibedah, isi perut orang Indonesia itu isinya ya bahan makanan dari beras dan gandum, padahal Indonesia menjadi negara ketiga dengan jenis bahan makanan terbesar di dunia," ujarnya.
Gandum, lanjut dia, memang masih mendominasi cukup besar untuk bahan makanan berupa mi dan biskuit yang cukup diminati masyarakat, sedangkan gandum selama ini masih diimpor.
"Mengingat banyaknya jenis pangan lokal kita, seharusnya Indonesia mampu menjadi negara daulat pangan. Untuk itu kami akan terus mendorong masyarakat agar pengembangan pangan lokal digalakkan," katanya.