Kudus (ANTARA) - Sebanyak 600 personel gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta berbagai organisasi masyarakat di Kabupaten Kudus Jateng disiagakan untuk menghadapi potensi bencana alam seperti banjir, puting beliung, dan tanah longsor yang rawan terjadi saat musim hujan.
Kesiapan tersebut ditandai dengan apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Kabupaten Kudus 2025 yang digelar di Alun-alun Kudus, Selasa. Kegiatan ini diikuti jajaran Forkopimda Kudus, para relawan, dan unsur masyarakat.
“Apel siaga ini merupakan bentuk kesiapan Pemerintah Kabupaten Kudus dalam mengantisipasi potensi bencana alam yang bisa terjadi di wilayah Kudus pada musim hujan nanti,” ujar Bupati Kudus Sam’ani Intakoris didampingi Wakil Bupati Bellinda Putri serta Forkopimda usai apel di Kudus.
Menurut Sam’ani seluruh elemen masyarakat, mulai dari TNI, Polri, DPRD, Kejaksaan, Pengadilan, ormas, dunia usaha, hingga relawan desa, turut berperan dalam penanggulangan bencana di daerah.
“Kami sepakat, penanggulangan bencana di Kabupaten Kudus harus dilakukan secara bersama-sama dan gotong royong. Semoga Kudus senantiasa dijauhkan dari berbagai bencana berkat doa dan dukungan semua pihak,” ujarnya.
Bupati juga mengapresiasi peran media serta masyarakat dalam meningkatkan kesadaran mitigasi bencana hingga tingkat desa, termasuk pemanfaatan pos keamanan keliling (poskamling) sebagai sarana deteksi dini.
Ia menegaskan seluruh peralatan dan fasilitas penanggulangan bencana yang dimiliki pemerintah daerah dapat digunakan bersama tanpa batasan instansi.
"Semua fasilitas dan alat berat milik pemerintah merupakan milik rakyat Kudus, bukan milik pribadi atau dinas tertentu. Jika diperlukan untuk penanganan bencana, silakan digunakan," ujarnya.
Sam'ani menambahkan wilayah rawan bencana di Kudus sudah dipetakan. Untuk ancaman banjir, wilayah yang menjadi perhatian utama antara lain Desa Jati Wetan, Undaan, dan wilayah aliran Sungai Piji, sementara potensi longsor berada di kawasan Desa Colo (Kecamatan Dawe) serta Desa Terban (Kecamatan Jekulo).
Untuk normalisasi sungai juga terus dilakukan oleh Dinas PUPR bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), PSDA, serta bantuan TNI.
"Ketika hujan deras sebelumnya, aliran sungai sudah lebih lancar. Kendala yang sering muncul justru akibat tumpukan sampah di bawah jembatan, sehingga perlu pembersihan rutin," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Eko Hari Djatmiko menjelaskan bahwa 600 personel gabungan tersebut terdiri dari 300 personel BPBD dan relawan, sisanya dari TNI, Polri, Dinas Kesehatan, dan organisasi masyarakat.
"Berbagai sarana dan prasarana juga sudah disiapkan, mulai dari alat pemotong kayu, tali, perahu karet, tenda darurat, hingga alat berat seperti ekskavator dan bego yang siap dimobilisasi sewaktu-waktu," ujarnya.
Ia berharap dengan kesiapan ini, Pemkab Kudus bisa melakukan penanganan ketika terjadi bencana lebih cepat dan efektif, serta mampu meminimalkan dampak kerugian bagi masyarakat.
Baca juga: Kudus siapkan Rp2 miliar untuk normalisasi sungai kurangi banjir

