Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Viada Hafid meminta anak-anak muda di Indonesia agar dapat memakai teknologi sebagai solusi hidup dengan menjaga penerapan empati dan etika.
"Teknologi harus kita jalankan dengan berempati dan beretika. Teknologi diciptakan untuk membantu manusia, bukan menjadi penguasa atas manusia,” kata Meutya dalam keterangan pers yang diterima dan dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, teknologi seperti kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) saat ini telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan apabila tidak diimbangi dengan empati dan etika maka teknologi ini dapat kehilangan arah moralnya.
Meutya menegaskan bahwa manusia tetap harus berada di posisi memimpin dalam pemanfaatan teknologi, dan tidak boleh dikendalikan oleh perkembangan sistem teknologi yang semakin pintar.
Agar posisi itu dapat terjaga secara berkelanjutan, maka anak-anak muda Indonesia harus terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi tersebut.
“Karena teknologinya pintar, maka kita juga harus lebih pintar. Kita harus terus meningkatkan kapasitas diri. Tidak berhenti belajar, beradaptasi, dan berinovasi,” tegas Meutya.
Kesempatan beradaptasi dengan teknologi yang kini terbuka lebar menurut Meutya tidak boleh disia-siakan oleh generasi muda penerus bangsa, karena pada dasarnya perkembangan transformasi digital membawa peluang besar bagi Indonesia.
Baca juga: PWI Surakarta sambut baik keinginan Menkomdigi soal pelantikan pengurus baru di Solo

