Cilacap (ANTARA) - Kepala Kelompok Teknisi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan banjir di sejumlah wilayah Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (18/8) malam, dipicu hujan lebat.
"Berdasarkan data curah hujan dalam 24 jam terakhir yang kami pantau hari ini (19/8), pukul 07.00 WIB, curah hujan lebat terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Kawunganten dan Karangpucung sebesar 77 milimeter serta Kampunglaut serta 75 militer, sedangkan wilayah lain di Kabupaten Cilacap, termasuk Purwokerto, Kabupaten Banyumas, terpantau terjadi hujan dengan intensitas sedang," katanya di Cilacap, Selasa.
Ia mengatakan kondisi dinamika atmosfer yang berpengaruh pada peningkatan curah hujan pada Senin (18/8), di antaranya nilai Dipole Mode Index (DMI) tercatat negatif 0,94 sehingga berdampak pada peningkatan hujan di Indonesia bagian barat.
Ia menjelaskan Dipole Mode fenomena interaksi antara laut dan atmosfer di Samudra Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan suhu permukaan laut antara pantai timur Afrika dan pantai barat Sumatra.
"Perbedaan nilai anomali suhu permukaan laut ini disebut sebagai DMI. Jika DMI positif umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan DMI negatif berdampak pada meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat," katanya.
Selain nilai DMI yang tercatat negatif 0,94, kata dia, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) fase 3 --salah satu dari beberapa fase yang menggambarkan pergerakan awan dan curah hujan di wilayah tropis-- yang berada di Samudra Hindia ikut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.
Menurut dia, keberadaan bibit siklon tropis 90W di Samudra Pasifik sebelah timur Filipina juga ikut memicu dinamika cuaca.
"BMKG memprakirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih dapat terjadi dalam tiga hari ke depan. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, maupun tanah longsor," kata Teguh.
Kepala Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten, Yanto, mengatakan hujan lebat yang terjadi pada Senin (18/8), pukul 17.30 hingga 22.30 WIB, telah mengakibatkan banjir menggenangi lebih kurang 98 rumah warga.
Dia mengatakan genangan banjir yang turut disebabkan oleh luapan Sungai Cibereum dan Sungai Kalijeruk itu surut pada Selasa, dini hari.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan banjir juga sempat menggenangi Jalan Raya Kubangkangkung, khususnya ruas SPBU Kawunganten-Soto Kubangkangkung, dengan tinggi genangan lebih kurang 20 centimeter serta menggenangi 20 rumah warga di sekitarnya.
Selain itu, Jalan Raya Pasar Kawunganten tergenang lebih kurang 10 centimeter, ruas jalan depan SMP Negeri 2 Kawunganten tergenang lebih kurang 20 centimeter, Puskesmas Kawunganten tergenang lebih kurang 30 centimeter, Jalan Kawunganten-Kalijeruk tergenang 10-15 centimeter, banjir di permukiman Dusun Tegalanyar menggenangi 40 rumah warga dan pekarangan lebih kurang 50 centimeter, Jalan Kalijeruk-Cilemba dengan tinggi genangan air 50 centimeter, serta di permukiman Dusun Tanjungsari, Desa Mentasan, menggenangi 9 rumah warga dan pekarangan dengan ketinggian air lebih kurang 20 centimeter.
"Secara umum, genangan air telah surut sejak tengah malam tadi. Hingga saat ini kami masih mendata dampak kerusakan yang disebabkan oleh banjir, dan kami mengimbau masyarakat untuk tetap siap siaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya banjir susulan," kata Budi.
Baca juga: BMKG: Waspada potensi bencana hidrometeorologi di Jateng selatan

