Indonesia turunkan pemain muda di turnamen para badminton Solo
Solo (ANTARA) - Indonesia menurunkan sejumlah pemain muda pada turnamen para badminton yang diselenggarakan di Solo, Jawa Tengah, 17-22 September.
Perwakilan Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yuni Kartika, saat berlangsung HYDROPLUS Indonesia Para Badminton International 2024 di Solo, Jawa Tengah, Jumat, mengatakan Indonesia menerjunkan atlet dari talent scouting atau pencarian bakat di usia 14 dan 15 tahun.
Ia menilai hal tersebut merupakan langkah yang bagus untuk memberikan pengalaman sekaligus regenerasi atlet-atlet muda.
“Kalau lihat permainan kemarin mereka nggak gampang turun di turnamen ini, tapi mereka masih sangat muda, secara pengalaman jangkauan masih perlu diperbaiki,” katanya.
Ia mengatakan kemampuan tersebut harus diasah sejak dini dengan memperbanyak pengalaman mengikuti turnamen.
“Kalau mulai sekarang akan jauh lebih baik, karena pengalaman bertanding internasional tentu beda ya,” katanya.
Ia juga berharap ajang turnamen tersebut dapat dijadikan sebagai patokan pertandingan para badminton level dunia oleh para pemain muda.
“Ini kan jangka panjangnya sudah mulai kelihatan siapa atlet yang akan diturunkan ke mana. Kalau lihat China jumlah pemainnya luar biasa banyak, Indonesia sebagai negara bulutangkis nggak boleh kalah termasuk di para badminton,” katanya.
Sementara itu, salah satu pemain para badminton Indonesia Qanita Ikhtiar Syakuroh menargetkan untuk menorehkan prestasi terbaiknya di ajang ini.
“Khusus untuk saya, penambahan poin tentu berguna untuk mempertahankan peringkat BWF. Ditambah lagi tahun ini status Indonesia Para Badminton sudah menjadi grade 2 level 2, berarti ada lebih banyak poin yang diperebutkan,” katanya.
Baca juga: Solo tuan rumah turnamen para badminton tingkat internasional
Perwakilan Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yuni Kartika, saat berlangsung HYDROPLUS Indonesia Para Badminton International 2024 di Solo, Jawa Tengah, Jumat, mengatakan Indonesia menerjunkan atlet dari talent scouting atau pencarian bakat di usia 14 dan 15 tahun.
Ia menilai hal tersebut merupakan langkah yang bagus untuk memberikan pengalaman sekaligus regenerasi atlet-atlet muda.
“Kalau lihat permainan kemarin mereka nggak gampang turun di turnamen ini, tapi mereka masih sangat muda, secara pengalaman jangkauan masih perlu diperbaiki,” katanya.
Ia mengatakan kemampuan tersebut harus diasah sejak dini dengan memperbanyak pengalaman mengikuti turnamen.
“Kalau mulai sekarang akan jauh lebih baik, karena pengalaman bertanding internasional tentu beda ya,” katanya.
Ia juga berharap ajang turnamen tersebut dapat dijadikan sebagai patokan pertandingan para badminton level dunia oleh para pemain muda.
“Ini kan jangka panjangnya sudah mulai kelihatan siapa atlet yang akan diturunkan ke mana. Kalau lihat China jumlah pemainnya luar biasa banyak, Indonesia sebagai negara bulutangkis nggak boleh kalah termasuk di para badminton,” katanya.
Sementara itu, salah satu pemain para badminton Indonesia Qanita Ikhtiar Syakuroh menargetkan untuk menorehkan prestasi terbaiknya di ajang ini.
“Khusus untuk saya, penambahan poin tentu berguna untuk mempertahankan peringkat BWF. Ditambah lagi tahun ini status Indonesia Para Badminton sudah menjadi grade 2 level 2, berarti ada lebih banyak poin yang diperebutkan,” katanya.
Baca juga: Solo tuan rumah turnamen para badminton tingkat internasional