Badan Informasi Geospasial dukung kinerja statistik Purbalingga
Purbalingga (ANTARA) - Kepala Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Badan Informasi Geospasial (BIG) Sumaryono mengatakan BIG mendukung kinerja statitistik Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menuju big data dengan akronim Stangga Nada.
"Dukungan dilakukan dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan BIG untuk lima tahun ke depan," kata Sumaryono saat penandatanganan nota kesepakatan, di Aula Ardilawet, Sekretariat Daerah Purbalingga, Rabu.
Ia mengharapkan dukungan tersebut dapat meningkatkan kualitas data statistik sektoral dan data spasial di Purbalingga.
Selama ini, kata dia, perencanaan di pemerintahan pada umumnya merencanakan kebijakan tanpa didasari peta atau hanya data-data statistik saja, sehingga banyak kebijakan yang tidak tepat sasaran.
Dengan adanya data spasial, kata dia lagi, pemerintah diharapkan bisa mengetahui sampai ke rumah-rumah yang perlu dintervensi melalui kebijakan.
"Jangan sampai kebijakan pengentasan kemiskinan, pemerintah tidak mengetahui kondisi orang miskinnya. Dengan adanya data spasial ini diharapkan anggaran yang terbatas jika dibelanjakan dengan tepat sasaran, maka akan mendapatkan impact yang luar biasa bagi kemakmuran masyarakat," kata Sumaryono.
Setelah penandatanganan nota kesepakatan antara Pemkab Purbalingga dan BIG, kegiatan dilanjutkan dengan Workshop Jaringan Informasi Geospasial Daerah yang berlangsung selama 2 hari, yakni Rabu hingga Kamis (16/5).
Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan Agung Wisiarto mengatakan data spasial di masyarakat sudah sering digunakan dengan adanya aplikasi Google Maps.
Ia mengharapkan workshop tersebut dapat meningkatkan pemahaman admin satu data di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) dalam membuat data spasial yang berkualitas.
"Manfaatkan pelatihan ini sebaik mungkin agar data spasial yang dihasilkan bisa berkualitas, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pemerintah, masyarakat, akademisi, dan dunia bisnis," katanya.
Selain itu, kata dia pula, status hijau simpul jaringan geospasial untuk Kabupaten Purbalingga diharapkan bisa ditingkatkan menuju biru, yakni kategori unggul.
"Harapannya dapat mendukung penyusunan kebijakan pembangunan yang tepat sasaran, adil, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nyata," kata Agung.
Baca juga: Pemkab-DPRD Purbalingga setujui raperda terkait pesantren jadi perda
Baca juga: BPBD harapkan musim kemarau tidak berdampak signifikan di Purbalingga
"Dukungan dilakukan dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan BIG untuk lima tahun ke depan," kata Sumaryono saat penandatanganan nota kesepakatan, di Aula Ardilawet, Sekretariat Daerah Purbalingga, Rabu.
Ia mengharapkan dukungan tersebut dapat meningkatkan kualitas data statistik sektoral dan data spasial di Purbalingga.
Selama ini, kata dia, perencanaan di pemerintahan pada umumnya merencanakan kebijakan tanpa didasari peta atau hanya data-data statistik saja, sehingga banyak kebijakan yang tidak tepat sasaran.
Dengan adanya data spasial, kata dia lagi, pemerintah diharapkan bisa mengetahui sampai ke rumah-rumah yang perlu dintervensi melalui kebijakan.
"Jangan sampai kebijakan pengentasan kemiskinan, pemerintah tidak mengetahui kondisi orang miskinnya. Dengan adanya data spasial ini diharapkan anggaran yang terbatas jika dibelanjakan dengan tepat sasaran, maka akan mendapatkan impact yang luar biasa bagi kemakmuran masyarakat," kata Sumaryono.
Setelah penandatanganan nota kesepakatan antara Pemkab Purbalingga dan BIG, kegiatan dilanjutkan dengan Workshop Jaringan Informasi Geospasial Daerah yang berlangsung selama 2 hari, yakni Rabu hingga Kamis (16/5).
Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan Agung Wisiarto mengatakan data spasial di masyarakat sudah sering digunakan dengan adanya aplikasi Google Maps.
Ia mengharapkan workshop tersebut dapat meningkatkan pemahaman admin satu data di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) dalam membuat data spasial yang berkualitas.
"Manfaatkan pelatihan ini sebaik mungkin agar data spasial yang dihasilkan bisa berkualitas, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pemerintah, masyarakat, akademisi, dan dunia bisnis," katanya.
Selain itu, kata dia pula, status hijau simpul jaringan geospasial untuk Kabupaten Purbalingga diharapkan bisa ditingkatkan menuju biru, yakni kategori unggul.
"Harapannya dapat mendukung penyusunan kebijakan pembangunan yang tepat sasaran, adil, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nyata," kata Agung.
Baca juga: Pemkab-DPRD Purbalingga setujui raperda terkait pesantren jadi perda
Baca juga: BPBD harapkan musim kemarau tidak berdampak signifikan di Purbalingga