Semarang (ANTARA) - Sejumlah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Jawa Tengah yang merupakan binaan Badan Karantina Indonesia, melakukan ekspor senilai Rp10,1 miliar.
Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, mengatakan produk-produk yang diekspor tersebut antara lain sarang burung walet, ikan pari, keripik udang, kopi, cincau dan kapulaga.
Ia menjelaskan Badan Karantina Indonesia tidak hanya melakukan proses sertifikasi, tetapi juga mendampingi UMKM agar memenuhi standar ekspor.
"Kami mendorong ekspor UMKM. Banyak komoditas yang tidak bisa dihasilkan negara tujuan, tetapi sangat dibutuhkan di sana dengan syarat tertentu," katanya.
Ia menuturkan selama Januari hingga November 2025, nilai ekspor Jawa Tengah sudah mencapai Rp18,2 triliun dengan 24.935 sertifikasi karantina.
Sementara Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi terus memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi daerah.
"Produk unggulan Jawa Tengah banyak sekali. Jangan berpikir ekspor itu hanya untuk perusahaan besar. UMKM kita boleh dan mampu melakukan ekspor," katanya
Ia mengatakan Pemprov Jawa Tengah memberikan ruang selebar-lebarnya bagi UMKM untuk naik kelas, termasuk melalui pendampingan karantina.
Ia mengharapkan nilai ekspor UMKM di Jawa Tengah terus meningkat.
Ia juga menegaskan kondisi keamanan yang kondusif bagi investasi dan ekspor.
Baca juga: Evita dorong UMKM Grobogan perkuat standardisasi dan sertifikasi

