Tegal (ANTARA) - Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, membukukan investasi senilai Rp50 miliar dari PT Teng Fei Glory Indonesia, perusahaan Penanaman Modal Asing asal China yang nantinya akan menyerap sekitar 3 ribu tenaga kerja Indonesia.
Wali Kota Tegal menyampaikan apresiasi atas kepercayaan investor terhadap iklim usaha di Kota Tegal.
"Kami terus berkomitmen menciptakan iklim investasi yang ramah dan kompetitif. Kehadiran PT Teng Fei Glory Indonesia menjadi bukti bahwa Tegal siap menjadi rumah bagi industri berorientasi ekspor dan padat karya," katanya.
Ia menyatakan investasi ini sebagai upaya menciptakan lapangan kerja sebagai upaya pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan di daerah itu.
Pada kesempatan itu, Dedy Yon Supriyono menyaksikan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal dengan PT Teng Fei Glory Indonesia yang bergerak di bidang industri alas kaki dan sepatu olahraga.
Penananganandat oleh Teng Jiahao, Direktur PT Teng Fei Glory Indonesia ini berlangsung dalam rangkaian Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025 di Padma Hotel Semarang, Selasa (4/11).
Investasi senilai Rp50 miliar ini akan direalisasikan di Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Jalan Lingkar Utara Tegal, Kelurahan Pesurungan Lor, Kecamatan Margadana.
Berdiri di atas lahan seluas 2,93 hektare, proyek ini diproyeksikan menyerap 3.000 tenaga kerja Indonesia dan 15 tenaga kerja asing, menjadi menjadi salah satu langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Kota Tegal.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra turut mengapresiasi langkah kabupaten dan kota di Jawa Tengah dalam menarik investasi.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan investor dalam mendukung pertumbuhan ekonomi hijau dan berkelanjutan.
CJIBF 2025 mengusung tema "Promotion Central Java’s Investment Opportunity in Renewable Energy and Downstream Food Industry" dan dihadiri lebih dari 250 peserta dari kalangan duta besar, pemerintah daerah, asosiasi usaha, pengelola kawasan industri, lembaga keuangan, serta calon investor nasional dan internasional.
Forum ini juga menjadi ajang apresiasi bagi perusahaan-perusahaan yang berkontribusi tinggi dalam pencapaian nilai investasi, penyerapan tenaga kerja, dan ekspor non-migas.
Selain itu, CJIBF menghadirkan berbagai agenda menarik seperti talk show inspiratif, pameran proyek investasi (IPRO), one-on-one meeting antara investor dan pemilik proyek, serta kunjungan langsung ke lokasi-lokasi strategis.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan bahwa investasi merupakan tulang punggung pembangunan daerah.
"Hanya 15 persen kekuatan pembangunan berasal dari PAD, sisanya dari investasi. Maka, kami terus memperkuat ekosistem investasi melalui OSS, NSPK, dan pengembangan kawasan industri," katanya.
Jawa Tengah mencatat realisasi investasi sebesar Rp66,13 triliun hingga triwulan III 2025 atau 84,42 persen dari target Rp78,5 triliun.
PMA berkontribusi Rp29,27 triliun (44,3 persen) dan PMDN Rp36,86 triliun (55,7 persen). Lima sektor unggulan PMA meliputi industri kulit dan alas kaki, karet dan plastik, elektronik, tekstil, serta perdagangan dan reparasi.
Kota Tegal menjadi salah satu daerah yang aktif dalam memanfaatkan momentum CJIBF untuk memperluas jaringan investasi. Dengan dukungan infrastruktur, tenaga kerja kompeten, dan zona industri yang strategis, Tegal siap menjadi magnet baru bagi investor di sektor manufaktur dan ekspor.

