Akulturasi budaya Masjid Laweyan bawa MTsN 1 Surakarta raih emas pada MYRES 2024
Semarang (ANTARA) - Hasil penelitian tim riset MTsN 1 Surakarta memukau para juri Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) Nasional 2024 dan berhasil mendapatkan medali emas.
Penelitian bertajuk Akulturasi Budaya Lingkungan Masjid Laweyan, Mengalihfungsikan Pura sebagai Masjid Tertua di Surakarta tersebut merupakan hasil riset dari tim yang terdiri dari Hasna Arum Kamila, Kiara Anandya Maharani, Andira Najma Ats Tsagaara.
Tim riset tersebut melakukan presentasi di hadapan para juri MYRES pada Kamis (5/9/2024). Stan hasil penelitian juga dipajang cantik di Ballroom Hotel Bella Ternate.
"Akulturasi dapat terlihat pada bentuk arsitektur dari masjid yang mencakup eksterior dan interior Masjid Laweyan. Hal ini ditandai dengan adanya reinterpretasi terhadap bangunan masjid yang pada awalnya merupakan sebuah pura oleh para ulama terdahulu agar mudah diterima," kata Hasna menjelaskan.
Dari segi arsitektur eksterior, lanjut Hasna, terdapat enam anak tangga yang menuju masjid dengan makna enam rukun iman; terdapat tiga pintu menuju serambi dengan makna Iman, Islam dan Ikhsan; atap liwan yang berbentuk limasan menggunakan atap tajuk yang disusun dua memiliki makna dua hal yang saling berlawanan; terdapat pula pintu masuk tua berwarna biru yang memiliki simbolisme perlindungan dari Batari Durga.
Sedangkan dari segi arsitektur interior, terdapat 12 tiang dengan ukiran Mayang Koro di bagian atas tiang yang mengalami reinterpretasi dengan makna datangnya sinar/ cahaya Ilahi; terdapat lima pintu menuju Liwan dengan makna lima rukun Islam; terdapat satu bedug dan satu ketongan di serambi utama Masjid Laweyan; terdapat dua serambi; dan ruang utama Masjid Laweyan yang digunakan untuk melaksanakan Salat.
"Daya dukung diberikan oleh beberapa pihak seperti Kementerian Agama Kota Surakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Keraton Kasunanan Surakarta, pengelola Masjid Laweyan, dan Masyarakat," tambah Kiara.
Pada malam penganugerahan yang berlangsung di Asrama Haji Ternate, Jumat Malam (6/9/2024) tim riset MTsN 1 Surakarta mendapatkan medali emas.
Penelitian bertajuk Akulturasi Budaya Lingkungan Masjid Laweyan, Mengalihfungsikan Pura sebagai Masjid Tertua di Surakarta tersebut merupakan hasil riset dari tim yang terdiri dari Hasna Arum Kamila, Kiara Anandya Maharani, Andira Najma Ats Tsagaara.
Tim riset tersebut melakukan presentasi di hadapan para juri MYRES pada Kamis (5/9/2024). Stan hasil penelitian juga dipajang cantik di Ballroom Hotel Bella Ternate.
"Akulturasi dapat terlihat pada bentuk arsitektur dari masjid yang mencakup eksterior dan interior Masjid Laweyan. Hal ini ditandai dengan adanya reinterpretasi terhadap bangunan masjid yang pada awalnya merupakan sebuah pura oleh para ulama terdahulu agar mudah diterima," kata Hasna menjelaskan.
Dari segi arsitektur eksterior, lanjut Hasna, terdapat enam anak tangga yang menuju masjid dengan makna enam rukun iman; terdapat tiga pintu menuju serambi dengan makna Iman, Islam dan Ikhsan; atap liwan yang berbentuk limasan menggunakan atap tajuk yang disusun dua memiliki makna dua hal yang saling berlawanan; terdapat pula pintu masuk tua berwarna biru yang memiliki simbolisme perlindungan dari Batari Durga.
Sedangkan dari segi arsitektur interior, terdapat 12 tiang dengan ukiran Mayang Koro di bagian atas tiang yang mengalami reinterpretasi dengan makna datangnya sinar/ cahaya Ilahi; terdapat lima pintu menuju Liwan dengan makna lima rukun Islam; terdapat satu bedug dan satu ketongan di serambi utama Masjid Laweyan; terdapat dua serambi; dan ruang utama Masjid Laweyan yang digunakan untuk melaksanakan Salat.
"Daya dukung diberikan oleh beberapa pihak seperti Kementerian Agama Kota Surakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Keraton Kasunanan Surakarta, pengelola Masjid Laweyan, dan Masyarakat," tambah Kiara.
Pada malam penganugerahan yang berlangsung di Asrama Haji Ternate, Jumat Malam (6/9/2024) tim riset MTsN 1 Surakarta mendapatkan medali emas.