Solo (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta melalui Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) menyelenggarakan sejumlah kegiatan dalam rangka menyambut peringatan Hari Santri Tahun 2025.
Salah satu rangkaian kegiatan Hari Santri yang mengusung tema Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia, yakni perlombaan sejumlah cabang olahraga yang diselenggarakan Senin (20/10) oleh Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Surakarta di Ponpes MTA Surakarta.
Kegiatan juga dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta Ahmad Ulin Nur Hafsun didampingi Kepala Seksi PAKIS Encep Moh Ilham.
Lomba yang diselenggarakan, di antaranya voli, futsal, tenis meja, dan bulu tangkis. Selain itu, juga diselenggarakan lomba seni Islami meliputi pidato Bahasa Arab, pidato Bahasa Inggris, kaligrafi dan Qiro’atul Kutub. Kegiatan dikuti sejumlah 14 perwakilan Ponpes se-Kota Surakarta.
Kegiatan lain yakni Ngaji Bandongan Kitab Adabul’Alim Wa Al-Muta’allim bersama KH Muhammad Zaenal Abidin yang merupakan Wakil Rais Syuriah PCNU Surakarta sekaligus Penyuluh Agama Islam Kecamatan Laweyan. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh jajaran ASN Kankemenag Kota Surakarta.
Sebagai puncak acara dilaksanakan Upacara Peringatan Hari Santri Tahun 2025 di Halaman Masjid Agung Solo, Rabu. Pada upacara tersebut, Wali Kota Surakarta Respati Ardi menyampaikan amanat Menteri Agama RI pada Peringatan Hari Santri 2025. Amanat Menag yang dibacakan Respati Ardi diawali dengan ucapan rasa duka cita yang mendalam atas wafatnya 67 santri dalam musibah yang menimpa Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo Jawa Timur.
Ia mengatakan bahwa Hari Santri tahun 2025 adalah hari santri yang istimewa.
“Tahun ini adalah sepuluh tahun peringatan Hari Santri sejak pertama kali ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 2015. Mengusung tema Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia, dinilai sangat tepat karena mencerminkan tekad dan peran santri sebagai penjaga kemerdekaan sekaligus penggerak kemajuan,” katanya.
Ia mengatakan santri tidak boleh hanya menjadi penonton dalam perubahan zaman, tetapi harus hadir sebagai pelaku sejarah baru.
“Menjadi pembawa nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam membangun peradaban dunia yang damai, adil, dan berkeadaban,” katanya.
Ia juga berpesan kepada seluruh santri di tanah air agar selalu menjadi santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya.
“Rawatlah tradisi pesantren, peluklah inovasi zaman. Bawalah semangat pesantren ke ruang publik, ke dunia kerja, ke ranah internasional. Tunjukkan bahwa santri mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton,” katanya.

