Semarang (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah menyebutkan peluang usaha sektor pendidikan dan ekonomi kreatif (ekraf) di Malaysia terbuka melalui kerja sama bisnis antarnegara.
"Diharapkan potensi besar itu dikembangkan, ada bisnis bidang pendidikan, pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Ketua Kadin Jawa Tengah Harry Nuryanto saat pameran Paviliun Jawa Tengah-Malaysia di Semarang, Kamis.
Menurut dia, berbagai potensi bisnis tersebut dapat dikembangkan mengingat kesamaan budaya antara Malaysia dan Indonesia.
Selama ini, lanjut dia, ekspor Jawa Tengah ke Malaysia didominasi oleh produk pertanian dan perikanan.
"Ada berbagai produk bahan baku maupun olahan pertanian, seperti porang, edamame, bungkil, sarang walet, cengkeh, kopi," katanya.
Forum bisnis yang digelar rutin untuk kelima kalinya ini, kata dia, diharapkan menghasilkan koordinasi dan kolaborasi yang saling menguntungkan antarkedua negara.
"Diharapkan bisa memperluas bidang usaha, jaringan usaha, serta peluang bisnis baru," katanya.
Sementara CEO Pusat Pengajian Satelit Universiti Kebangsaan Malaysia, Shahrul Mizan Ismail mengatakan 20 wirausahawan hadir dalam Forum Paviliun Jawa Tengah-Malaysia 2024 ini.
Menurut dia, berbagai jenis usaha, seperti makanan dan minuman, kosmetik, suplemen, minyak esensial, batik, pendidikan hingga perhotelan bisa dikembangkan para pengusaha.
"Oleh karena itu dibutuhkan peningkatan dan pengenalan kemampuan baru bagi pelaku usaha," katanya.
Adapun Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan nilai impor Malaysia ke provinsi ini lebih besar dibanding nilai ekspor.
Menurut sia, terdapat banyak peluang yang bisa dibuka untuk mendorong peningkatan nilai impor Malaysia.
"Produk kita sebenarnya diminati oleh Malaysia, tinggal memperluas cakupan pasarnya," katanya.