Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Damar Prasetyono mengatakan pada zaman sekarang penguasaan terhadap pola pikir dan perilaku manusia menjadi faktor dominan terhadap pengendalian arah pasar.
“Zaman dulu kekayaan ekonomi diukur dari besarnya sumber daya alam. Sekarang, dunia memasuki perang paradigma, di mana penguasaan terhadap pola pikir dan perilaku manusia menjadi faktor dominan dalam mengendalikan arah pasar,” ujar dia dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Jumat.
Ia mengatakan hal itu pada acara Tidar International Conference on Economics, Management, Business, and Accounting (TICEMBA) 2025 di Gedung dr HR Suparsono Universitas Tidar Kota Magelang, Kamis (30/10) dengan tema "Sustainable Development in a Changing World: Challenges, Solutions, and Collaborations".
Menurut dia, tema tersebut relevan dengan situasi dunia yang menghadapi dinamika perubahan ekonomi global, tantangan keberlanjutan, dan perubahan paradigma.
Kompetisi ekonomi modern, ujar dia, bukan hanya soal produk, akan tetapi juga tentang kemampuan pelaku pasar membentuk persepsi dan perilaku konsumsi masyarakat.
Ia mengemukakan kebijakan ekonomi dipandang secara universal dan komperehensif, sedangkan pemerintah memiliki peran penting menciptakan keseimbangan antara penawaran dan permintaan melalui kebijakan yang tepat dan berbasis data.
"Tujuan dari semua ini adalah pergerakan pertumbuhan ekonomi yang ada di suatu bangsa," ujarya.
Ia mengemukakan bahwa kemandirian ekonomi harus menjadi prioritas utama pembangunan nasional.
Oleh karena itu, kata dia, diperlukan kemauan menggeser posisi dari sekadar konsumen menjadi produsen yang berdaya saing dengan mengoptimalkan keunggulan lokal.
Rektor Universitas Tidar Magelang Sugiyarto mengatakan tantangan dunia saat ini, seperti perubahan iklim, disrupsi teknologi, dan kesenjangan sosial ekonomi, menuntut berbagai pihak menemukan solusi yang inovatif, kolaboratif, serta berkelanjutan.
"Universitas Tidar berkomitmen untuk menghadirkan ruang diskusi yang inklusif, mendorong lahirnya gagasan inovatif, dan membangun sinergi nyata antar-perguruan tinggi, pemerintah, industri, serta masyarakat," katanya.

