Pjs wali kota sebut bursa kerja konvensional masih dibutuhkan pencaker
Magelang (ANTARA) - Penjabat Sementara Wali Kota Magelang Ahmad Aziz menyebut bursa kerja secara konvensional hingga saat ini masih dibutuhkan para pencari kerja (pencaker) dan perusahaan-perusahaan penyedia lowongan kerja.
"'Job fair' (Bursa kerja) seperti ini masih dibutuhkan karena ada tes secara langsung, melamar lalu nanti sore atau besok bisa langsung tes, harapannya banyak yang diterima," ujarnya dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Rabu.
Ia mengatakan hal itu saat membuka kegiatan "Job Fair 3.0 Achieve Your Dream Cereer!" di Gedung dr. H.R Suparsono, Kompleks Kampus Universitas Tidar (Untidar) Magelang.
Pada kesempatan itu, ia mengapreasi bursa kerja diselenggarakan Untidar Magelang tersebut.
Aziz yang juga Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Provinsi Jawa Tengah itu, mengatakan bursa kerja secara konvensional perlu dikombinasi dengan digital agar efektif dan efisien.
Dia mencontohkan adanya aplikasi E-Makaryo milik Disnaker Provinsi Jawa Tengah.
"'Job fair' itu berkembang, kalau konvensional bisa di-miks dengan aplikasi. Seperti ada E-Makaryo milik Disnakertrans Provinsi Jateng. Sudah ada akun satu juta lebih yang terdaftar, artinya sudah makin banyak orang yang mencari kerja lewat aplikasi itu," katanya.
Dia menyebut aplikasi itu sudah diintegrasikan dengan Dinas Penanaman Modal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pendidikan Provinsi Jateng, dan berjejaring dengan kabupaten/kota di Jateng.
"Kalau dulu pencari kerja harus datang ke perusahaan, harus melalui tes bisa sampai lima kali. Kalau memanfaatkan teknologi ada penghematan uang, tenaga, dan mengurangi polusi. Jadi teknologi harus dimanfaatkan," katanya.
Rektor Untidar Sugiyarto menjelaskan bursa kerja memberikan peluang informasi seluas-luasnya kepada alumnus untuk mendapatkan pekerjaan sesuai talenta masing-masing.
"Tidak harus sesuai jurusan, talenta bisa terbentuk, terbuka untuk masyarakat umum, ini forum kebersamaan," ujarnya.
Ia menyebut Untidar menjalin kerja sama kuat dengan mitra, termasuk dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Menurut dia, bursa kerja juga sebagai proses edukasi dini untuk mahasiswa semester awal agar berani bermimpi dan mempersiapkan diri sedini mungkin untuk memasuki dunia kerja.
Ketua panitia kegiatan itu, Lintang Citra Christiani, menjelaskan bursa kerja merupakan kegiatan tahunan di bawah koordinasi Unit Pendukung Akademik Pengembangan Karier dan Kewirausahaan (UPA PKK) Untidar, guna meningkatkan serapan lulusan dan menjadi jembatan pencari kerja dan dunia industri.
"Tema 'Achieve Your Dream Career!' setiap kita punya karir impian, butuh perjuangan untuk mencapainya, Untidar ingin menjadi bagian untuk meraih impian ini," ujarnya.
Dalam bursa kerja kali ini, pihaknya bekerja sama dengan 26 perusahaan dengan lebih dari 150 lowongan kerja dari kalangan lulusan SMA, D3, dan S1.
"'Job fair' (Bursa kerja) seperti ini masih dibutuhkan karena ada tes secara langsung, melamar lalu nanti sore atau besok bisa langsung tes, harapannya banyak yang diterima," ujarnya dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Rabu.
Ia mengatakan hal itu saat membuka kegiatan "Job Fair 3.0 Achieve Your Dream Cereer!" di Gedung dr. H.R Suparsono, Kompleks Kampus Universitas Tidar (Untidar) Magelang.
Pada kesempatan itu, ia mengapreasi bursa kerja diselenggarakan Untidar Magelang tersebut.
Aziz yang juga Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Provinsi Jawa Tengah itu, mengatakan bursa kerja secara konvensional perlu dikombinasi dengan digital agar efektif dan efisien.
Dia mencontohkan adanya aplikasi E-Makaryo milik Disnaker Provinsi Jawa Tengah.
"'Job fair' itu berkembang, kalau konvensional bisa di-miks dengan aplikasi. Seperti ada E-Makaryo milik Disnakertrans Provinsi Jateng. Sudah ada akun satu juta lebih yang terdaftar, artinya sudah makin banyak orang yang mencari kerja lewat aplikasi itu," katanya.
Dia menyebut aplikasi itu sudah diintegrasikan dengan Dinas Penanaman Modal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pendidikan Provinsi Jateng, dan berjejaring dengan kabupaten/kota di Jateng.
"Kalau dulu pencari kerja harus datang ke perusahaan, harus melalui tes bisa sampai lima kali. Kalau memanfaatkan teknologi ada penghematan uang, tenaga, dan mengurangi polusi. Jadi teknologi harus dimanfaatkan," katanya.
Rektor Untidar Sugiyarto menjelaskan bursa kerja memberikan peluang informasi seluas-luasnya kepada alumnus untuk mendapatkan pekerjaan sesuai talenta masing-masing.
"Tidak harus sesuai jurusan, talenta bisa terbentuk, terbuka untuk masyarakat umum, ini forum kebersamaan," ujarnya.
Ia menyebut Untidar menjalin kerja sama kuat dengan mitra, termasuk dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Menurut dia, bursa kerja juga sebagai proses edukasi dini untuk mahasiswa semester awal agar berani bermimpi dan mempersiapkan diri sedini mungkin untuk memasuki dunia kerja.
Ketua panitia kegiatan itu, Lintang Citra Christiani, menjelaskan bursa kerja merupakan kegiatan tahunan di bawah koordinasi Unit Pendukung Akademik Pengembangan Karier dan Kewirausahaan (UPA PKK) Untidar, guna meningkatkan serapan lulusan dan menjadi jembatan pencari kerja dan dunia industri.
"Tema 'Achieve Your Dream Career!' setiap kita punya karir impian, butuh perjuangan untuk mencapainya, Untidar ingin menjadi bagian untuk meraih impian ini," ujarnya.
Dalam bursa kerja kali ini, pihaknya bekerja sama dengan 26 perusahaan dengan lebih dari 150 lowongan kerja dari kalangan lulusan SMA, D3, dan S1.