Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, merespons dugaan kasus keracunan makanan yang menimpa 13 siswa sekolah dasar dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mengevaluasi vendor penyedia makanan.
Bupati Batang M Faiz Kurniawan di Batang, Selasa, mengatakan pihaknya tidak segan mencabut izin usaha jika ada vendor penyedia makanan yang terbukti melakukan pelanggaran berat.
"Saya sudah minta agar dilakukan review ulang terhadap vendor-vendor penyedia MBG. Kalau ditemukan pelanggaran berat maka izinnya harus dicabut dan diganti dengan vendor yang memenuhi standar," katanya.
Dia mengatakan keracunan makanan menimpa belasan siswa Sekolah Dasar Negeri 5 Proyonanggan dan Sekolah Dasar Negeri 3 Proyonanggan pada Senin (14/4), mengakibatkan mereka mengalami mual, muntah, dan diare.
"Hingga hari ini, kami mencatat ada 13 siswa yang menjadi korban. Saya sudah instruksikan kepala Dinas Pendidikan untuk berkoordinasi dengan Badan Gizi guna mengevaluasi vendor-vendor yang ada," katanya.
Ia mengatakan seluruh biaya pengobatan siswa yang dirawat akan ditanggung pemerintah daerah, sedangkan Dinas Kesehatan memberikan layanan medis secara optimal.
"Kami pastikan seluruh biaya pengobatan ditanggung (pemkab). Ini sudah kami koordinasikan dengan Dinas Kesehatan," katanya.
Ia mengaku selama ini belum ada sistem pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG kepada siswa.
Namun, kata dia, dengan peristiwa keracunan ini maka pemerintah daerah akan memperkuat sinergi pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang pada masa mendatang.
Ketua DPRD Kabupaten Batang Su’udi mengatakan pihaknya mendukung langkah evaluasi menyeluruh terhadap para penyedia MBG oleh pemkab setempat.
"Yang paling penting ada evaluasi agar kejadian ini tidak terulang. Ini menyangkut kesehatan pada anak-anak kita," katanya.