Purwokerto (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menggelar Gebyar Kebhinnekaan Jenjang SMP sebagai upaya strategis menanamkan nilai-nilai kebangsaan, memastikan keberagaman tidak lekang oleh zaman, serta mendorong aktualisasi persatuan.
Saat membuka acara Gebyar Kebhinnekaan Jenjang SMP di halaman Kantor Dindik di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin, Kepala Dindik Banyumas Joko Wiyono mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari ikhtiar untuk tiga hal penting.
"Yang pertama, memastikan bahwa putra-putri kita yang saat ini hidup di sebuah era yang luar biasa, tetap mengedepankan nilai-nilai kebhinnekaan ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari konstelasi dan dinamika berpikir untuk menguatkan kebangsaan kita," katanya.
Selanjutnya yang kedua, kata dia, nilai-nilai kebhinnekaan tidak boleh hilang oleh zaman serta harus ditanamkan pada siswa bahwa kebhinnekaan itu indah dan mulia, sebagaimana indahnya pelangi.
Ia pun mengutip konsepsi filosofis ketatanegaraan yang digagas oleh Raja Majapahit Hayam Wuruk seperti yang tertulis dalam Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, yakni Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa yang diartikan "berbeda-beda tetap satu jua, tak ada kebenaran yang mendua".
"Raja Majapahit sudah berpikir luar biasa. Tinggal kita meneruskan bagaimana kita menjadikan negeri ini tetap berjaya dengan bingkai kebinekaan," katanya.
Sementara yang ketiga dan tidak boleh kalah penting, kata dia, kebhinnekaan ini bukan sekedar kata-kata, tetapi harus diaktualkan dalam bentuk yang nyata.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan kebhinnekaan bukan sekadar kata-kata, tetapi harus diaktualisasikan dalam bentuk yang nyata.
Menurut dia, hal itu juga selaras dengan tagline sekolah di Banyumas berupa sekolah harus ramah bersahabat bagi siapa saja, menjadi tempat bersemainya kebhinekaan, dan mengedepankan moderasi beragama.
Selain itu, lanjut dia, penguatan kebhinnekaan tersebut penting dan strategis karena anak-anak muda adalah pemilik negeri di masa depan.
"Upaya ini sejalan dengan program nasional untuk menyiapkan Generasi Emas Indonesia yang menguasai sains dan teknologi, tetapi tidak kehilangan jatidiri bangsa, yang salah satunya adalah kebhinnekaan," katanya.
Ditemui usai pembukaan, Joko menjelaskan bahwa kegiatan tersebut juga untuk memastikan bahwa sekolah menjadi tempat bersemainya kebhinnekaan, yang di dalamnya terdapat nuansa pendidikan yang mengaktualkan potensi agar saling menghormati dan menghargai.
"Ini upaya kita untuk membangun sebuah nilai-nilai kebangsaan untuk bangga berbangsa menjadi bangsa Indonesia dengan bingkai Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Ia mengatakan Gebyar Kebhinnekaan yang juga menjadi rangkaian kegiatan peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2025 yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober itu dimeriahkan dengan berbagai lomba seperti Peraturan Baris Berbaris (PBB), tari, dan jelajah galang.
Selain itu, kata dia, kegiatan tersebut juga untuk memberikan apresiasi kepada siswa-siswi SMP yang berprestasi di tingkat Provinsi Jawa Tengah dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), serta Lomba Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Seni Islami (Mapsi).
"Gebyar kebhinnekaan ini hanya ada di Kabupaten Banyumas, ini mengajarkan menghormati, menghargai, dan menempatkan orang pada porsinya. Dari Dindik Banyumas menginspirasi dan menguatkan kebhinnekaan Indonesia," kata Joko.
Baca juga: Banyumas optimalkan PAD untuk hadapi pengurangan dana transfer pusat

