Solo (ANTARA) - Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Majelis Pengembangan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi ditutup di Aula Ar Raihan lantai 12 Hotel Lor Inn Syariah, Surakarta, Jawa Tengah, Minggu.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, sejak 24-26 Oktober ini dihadiri oleh 33 perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia serta perwakilan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dari luar negeri. Forum ini menjadi ruang strategis untuk mengonsolidasikan arah gerakan kaderisasi Muhammadiyah di era Society 5.0.
Dalam sambutan penutupan, Dr. H. Agung Danarto, M.Ag., selaku Ketua PP Muhammadiyah menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada MPKSDI atas terselenggaranya Rakornas dengan baik dan penuh khidmat. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang telah menjadi tuan rumah sekaligus fasilitator kegiatan.
“Saya mengapresiasi penuh MPKSDI atas suksesnya Rakornas ini. Kegiatan ini tentu membutuhkan persiapan yang panjang dan matang. Mulai dari penyusunan buku pedoman, pemilihan tempat, hingga pelaksanaan teknis di lapangan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada UMS yang telah memfasilitasi kegiatan Rakornas selama tiga hari penuh,” ujarnya.
Agung menambahkan bahwa penyelenggaraan Rakornas merupakan respon atas pesatnya perkembangan dan pertumbuhan gerakan Muhammadiyah di berbagai lini kehidupan. Menurutnya, perkembangan tersebut harus diimbangi dengan hadirnya kader-kader penerus yang berjiwa militan, berkarakter kuat, dan memiliki visi jangka panjang.
“Arah kaderisasi Muhammadiyah harus dikonsolidasi dengan baik agar selaras dengan dinamika pertumbuhan organisasi. Proses kaderisasi ini bisa ditempuh secara formal, seperti melalui Darul Arqam, Baitul Arqam, maupun pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Namun juga bisa dilakukan secara informal melalui pelatihan, pembinaan, hingga penguatan kapasitas muballigh muda, influencer dakwah, maupun seniman,” katanya saat menutup Rakornas MPKSDI PP Muhammadiyah.
Perwakilan MPKSDI PWM Sulawesi Barat Hadi Eka Saputra, S.E., M.M., menilai rakornas kali ini memiliki makna strategis bagi arah gerakan Muhammadiyah di masa depan. Ia mengungkapkan kehadirannya sebagai bentuk kontribusi dalam merumuskan arah gerakan dakwah dan pengembangan sumber daya insani Muhammadiyah agar semakin sistematis dan berdampak luas.
“Rakornas ini menjadi ajang silaturahmi, refleksi, sekaligus konsolidasi pemikiran agar gerak dakwah kita semakin terarah dan menyentuh berbagai lini kehidupan,” ujarnya.
Hadi juga menilai bahwa rakornas tahun ini menarik karena visinya yang futuristik dengan membahas Proyeksi Gerakan Muhammadiyah 2050. Menurutnya, forum ini tidak hanya berbicara tentang program jangka pendek tetapi juga menyiapkan fondasi peradaban umat dan bangsa ke depan melalui kolaborasi lintas majelis dan lembaga yang menunjukkan semangat keterbukaan dan adaptivitas Muhammadiyah terhadap tantangan zaman.
Lebih lanjut, Hadi menyampaikan harapan besar agar para kader Muhammadiyah terus mengembangkan diri tanpa meninggalkan nilai-nilai ideologis persyarikatan. Ia menegaskan kader masa depan harus memiliki kesadaran ideologis yang kuat sekaligus kemampuan adaptif yang tinggi untuk menjadi pelopor di bidangnya masing-masing, baik pendidikan, ekonomi, sosial, maupun teknologi.
“Dari rakornas ini saya belajar bahwa untuk menuju Muhammadiyah 2050, kita perlu menyiapkan generasi yang visioner, profesional, dan berkomitmen untuk terus berhidmat bagi umat dan negeri,” katanya.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan, para peserta Rakornas mengikuti city tour ke sejumlah destinasi di Kota Surakarta. Kegiatan tersebut menjadi ajang silaturahmi sekaligus pengenalan potensi budaya dan sejarah kota yang menjadi salah satu pusat dakwah dan pendidikan Muhammadiyah di Jawa Tengah ini.

