Solo (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah menyiapkan kader unggul Muhammadiyah melalui pendampingan mahasiswa penerima Beasiswa Kader UMS.
Wakil Rektor III bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Perkaderan UMS Dr. Mutohharun Jinan, M.Ag., di Solo, Jawa Tengah, Sabtu mengatakan Lembaga Pengembangan Persyarikatan, Pengkaderan, dan Alumni (LP3A) UMS menggelar kegiatan Pendampingan dan Koordinasi Penerima Beasiswa Kader UMS pada Jumat (18/10) di Masjid Pesantren Mahasiswa (Pesma) Internasional KH Mas Mansur, Kampus IV UMS.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengarahkan sekaligus mengkoordinasi mahasiswa penerima beasiswa yang berada di bawah naungan LP3A, serta mempererat silaturahmi antara pengurus LP3A dan para mahasiswa penerima beasiswa kader.
Pada kesempatan tersebut, ia memberikan arahan kepada para mahasiswa penerima beasiswa. Dalam sambutannya, ia menegaskan komitmen UMS untuk terus meningkatkan mutu universitas melalui berbagai program peningkatan kualitas layanan mahasiswa, salah satunya melalui pemberian beasiswa kader.
“UMS telah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitasnya. Salah satunya dengan memperkuat pelayanan bagi mahasiswa melalui pemberian beasiswa agar dapat membantu mereka dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi,” katanya.
Jinan juga mengingatkan bahwa beasiswa yang diterima mahasiswa merupakan amanah besar yang harus dijaga dan dimanfaatkan secara bertanggung jawab.
“Beasiswa ini datang dari masyarakat dan Persyarikatan Muhammadiyah, sehingga menjadi amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab dan digunakan sebagaimana mestinya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kaderisasi, Pembinaan Ortom, dan Beasiswa Kader LP3A Azizah Fatmawati, S.T., M.Cs., menjelaskan program Beasiswa Kader UMS untuk jenjang sarjana terdiri atas enam jenis beasiswa, yaitu Beasiswa Kiai Haji Ahmad Dahlan (BKAD), Beasiswa Tunas Unggul Muhammadiyah (BUTM), Beasiswa Hafidz Al-Qur’an (BHA), Beasiswa Unggul (BU), Beasiswa Mahasiswa Asing (BMA), dan Beasiswa Prestasi (BP).
Azizah juga mendorong mahasiswa penerima beasiswa untuk turut aktif dalam berorganisasi, sebagai bentuk tanggung jawab akan amanah beasiswa yang telah diberikan.
“Mahasiswa penerima beasiswa dianjurkan untuk aktif di organisasi mahasiswa, khususnya di organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan (HW), dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM), sebagai bentuk tanggung jawab terhadap amanah beasiswa yang diberikan persyarikatan,” ujarnya.
Salah satu penerima Beasiswa Kiai Haji Ahmad Dahlan (BKAD) Nida Rosyidah Nur Aulia menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaannya atas kesempatan menerima beasiswa tersebut.
“Saya merasa senang dan bersyukur bisa menerima beasiswa BKAD, karena sangat membantu saya dalam melanjutkan pendidikan di jenjang perkuliahan,” ungkapnya.
Nida juga berharap agar program beasiswa di UMS terus berkembang sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.
“Harapan saya program beasiswa di UMS bisa terus maju dan berkembang, sehingga dapat dirasakan oleh lebih banyak mahasiswa, khususnya bagi mereka yang membutuhkan,” katanya.
Kegiatan pendampingan dan koordinasi ini menjadi bentuk nyata komitmen UMS dalam menyiapkan kader unggul Muhammadiyah yang berintegritas, berprestasi, dan berkontribusi bagi masyarakat.

