Solo (ANTARA) - Mahasiswi Program Studi PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini tampil memikat dalam agenda Narasi Tour yang digelar Pimpinan Wilayah IPM Jawa Tengah di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Di tengah geliat gerakan literasi pelajar yang terus digelorakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), nama Agita Asri Kusumawardani mencuat sebagai representasi intelektual muda yang menginspirasi.
Dalam forum bertajuk Wahana Keilmuan dan Talk About Book: Aku, Kamu, dan IPM, Agita tampil bukan hanya sebagai penulis muda tetapi juga sebagai penyulut semangat intelektual di kalangan pelajar Muhammadiyah. Bersama Atikah Maisaroh dari IPM Klaten, Agita membagikan proses kreatifnya dalam menulis dan menerbitkan buku, serta refleksi mendalam tentang arti menjadi kader IPM yang literat dan progresif.
“Menulis adalah cara saya untuk mengekspresikan diri dan IPM adalah kunci untuk berbagi cerita itu dengan orang lain,” katanya.
Sebagai mahasiswa PGSD UMS, Agita membawa perspektif pendidikan ke dalam narasi-narasi yang ia tulis. Baginya, literasi bukan hanya urusan membaca dan menulis tetapi juga membangun kesadaran, empati, dan perubahan. Dalam forum tersebut, ia juga menekankan pentingnya keterampilan literasi untuk profesi guru di masa depan terutama di era digital.
“Mulailah menulis dan biarkan kata kata mengalir karena dari sanalah lahir ide-ide besar yang bisa menginspirasi perubahan. Jangan takut salah, karena setiap tulisan adalah proses belajar. Di era digital ini kita dapat melakukan pembelajar yang aktif membagikan pengetahuan lewat berbagai platform,” katanya.
Ketua Umum Pimpinan Wilayah IPM Jawa Tengah Daei Aljanni menyambut baik kehadiran figur-figur muda seperti Agita dan Atikah yang membawa semangat baru dalam tradisi intelektual IPM, penting mengenai peran literasi dalam gerakan pelajar.
“Membaca dan menulis karya adalah bagian dari sarana pencerdasan pelajar. Ini bukan sekadar hobi tapi juga menjadi tugas strategis yang kami amanahkan langsung ke bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan,” katanya.
Ketua Bidang Perkaderan dan Intelektual Publik (PIP) PW IPM Jateng Rezza Fahlevi mengatakan Narasi Tour dirancang sebagai ruang ekspresi terbuka yang memungkinkan kader berbagi gagasan secara kreatif dan komunikatif. Ia berharap ke depan lebih banyak kader yang muncul dan membawa semangat literasi ke berbagai daerah.
Narasi Tour ini rencananya akan digelar rutin di berbagai kabupaten/kota se-Jawa Tengah sebagai bagian dari gerakan memperkuat budaya baca-tulis kader IPM. Kehadiran sosok seperti Agita dan Atikah menjadi bukti bahwa semangat intelektual di kalangan pelajar Muhammadiyah tidak pernah padam, justru terus menyala lewat buku dan cerita.

