Beragam busana batik khas Banyumas dipamerkan di Stasiun Purwokerto
Purwokerto (ANTARA) - Beragam busana batik khas Banyumas dipamerkan dalam kegiatan bertajuk "Skybridge Fashion Walk" yang digelar di Stasiun Kereta Api Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, 29 Agustus-4 September 2024.
Kegiatan yang dibuka Kamis sore diawali dengan peragaan busana batik khas Banyumas dan ecoprint yang diperagakan oleh 6 peraga dari area Skybridge Stasiun Purwokerto menuju emplasemen Stasiun Purwokerto.
Kegiatan tersebut juga peragaan busana kerja dari seluruh bidang pekerjaan yang ada di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) seperti masinis, kondektur, petugas langsir, pengamanan, dan pramuantar (porter).
Ditemui di sela kegiatan, Kepala PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto Gun Gun Nugraha mengatakan "Skybride Fashion Walk" diinisiasi oleh para petugas di PT KAI Daop 5 Purwokerto untuk menunjukkan bahwa stasiun dapat digunakan untuk sarana peragaan busana.
"Dan tempat untuk memamerkan atau mendukung UMKM khususnya batik di Banyumas. Ini adalah rangkaian kegiatan menyambut ulang tahun Kereta Api yang ke-79, yang jatuh pada tanggal 28 September nanti," katanya.
Ia mengatakan kegiatan tersebut selain peragaan busana dan apresiasi serta dukungan PT KAI (Persero) terhadap UMKM khususnya budaya dan kearifan lokal Banyumas, juga sebagai ajang untuk memberikan apresiasi kepada para petugas frontliner yang setia dan berdedikasi melayani pelanggan mulai di stasiun keberangkatan, di atas kereta, hingga sampai di stasiun tujuan.
Selama ini, kata dia, masyarakat pengguna jasa kereta api sering dilayani petugas frontliner tapi mungkin tidak tahu nama profesi petugas yang melayaninya.
"Sebetulnya baju bisa menjadi penanda bahwa yang bersangkutan profesinya apa dan bertugas sebagai apa. Jadi, itu profesi dari mulai penyiapan kereta sebelum berangkat, cuci kereta, loket, dan lain-lain, sampai melayani di atas KA-nya," katanya menjelaskan.
Gun Gun mengakui para petugas yang terlibat dalam peragaan busana kerja tersebut hanya berlatih satu kali, namun mereka merasa senang karena pekerjaannya mendapat apresiasi.
Selain peragaan busana, kegiatan "Skybridge Fashion Walk" juga diisi dengan workshop batik serta pameran baju batik, ecoprint, dan shibori.
Baca juga: 60 anak penyintas kanker terlibat proyek sambut Hari Batik Nasional
Kegiatan yang dibuka Kamis sore diawali dengan peragaan busana batik khas Banyumas dan ecoprint yang diperagakan oleh 6 peraga dari area Skybridge Stasiun Purwokerto menuju emplasemen Stasiun Purwokerto.
Kegiatan tersebut juga peragaan busana kerja dari seluruh bidang pekerjaan yang ada di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) seperti masinis, kondektur, petugas langsir, pengamanan, dan pramuantar (porter).
Ditemui di sela kegiatan, Kepala PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto Gun Gun Nugraha mengatakan "Skybride Fashion Walk" diinisiasi oleh para petugas di PT KAI Daop 5 Purwokerto untuk menunjukkan bahwa stasiun dapat digunakan untuk sarana peragaan busana.
"Dan tempat untuk memamerkan atau mendukung UMKM khususnya batik di Banyumas. Ini adalah rangkaian kegiatan menyambut ulang tahun Kereta Api yang ke-79, yang jatuh pada tanggal 28 September nanti," katanya.
Ia mengatakan kegiatan tersebut selain peragaan busana dan apresiasi serta dukungan PT KAI (Persero) terhadap UMKM khususnya budaya dan kearifan lokal Banyumas, juga sebagai ajang untuk memberikan apresiasi kepada para petugas frontliner yang setia dan berdedikasi melayani pelanggan mulai di stasiun keberangkatan, di atas kereta, hingga sampai di stasiun tujuan.
Selama ini, kata dia, masyarakat pengguna jasa kereta api sering dilayani petugas frontliner tapi mungkin tidak tahu nama profesi petugas yang melayaninya.
"Sebetulnya baju bisa menjadi penanda bahwa yang bersangkutan profesinya apa dan bertugas sebagai apa. Jadi, itu profesi dari mulai penyiapan kereta sebelum berangkat, cuci kereta, loket, dan lain-lain, sampai melayani di atas KA-nya," katanya menjelaskan.
Gun Gun mengakui para petugas yang terlibat dalam peragaan busana kerja tersebut hanya berlatih satu kali, namun mereka merasa senang karena pekerjaannya mendapat apresiasi.
Selain peragaan busana, kegiatan "Skybridge Fashion Walk" juga diisi dengan workshop batik serta pameran baju batik, ecoprint, dan shibori.
Baca juga: 60 anak penyintas kanker terlibat proyek sambut Hari Batik Nasional