Semarang (ANTARA) - Mal The Park Semarang tetap memberikan ruang kepada "brand" atau merek lokal untuk membuka gerai penjualan hingga 50 persen dari kapasitas total 120 gerai yang dimiliki mal tersebut.
"Untuk 'brand', kami coba seimbangkan. Paling tidak 50 persen, 'fifty-fifty'," kata CEO Retail and Hospitallity PT NWP Property Alphonzus Widjaja, usai peresmian The Park Semarang, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis.
The Park Semarang yang terletak di Jalan Madukoro Semarang itu menjadi mal ke-30 yang dioperasikan oleh NWP Property, salah satu pengembang pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia.
Merek lokal, kata Alphonzus, terbagi atas industri nasional dan domestik, sedangkan domestik juga terbagi atas produk yang dibuat produsen asal Semarang maupun Jawa Tengah.
Untuk 50 persen sisanya, kata dia lagi, diberikan untuk "brand" internasional yang sebagian belum ada di Semarang dan Jateng selama ini sehingga akan semakin menarik masyarakat untuk berbelanja.
"Ini menjadi satu hal yang positif karena The Park Semarang membawa banyak merek baru yang belum ada di Semarang dan Jateng sehingga akan semakin melengkapi Kota Semarang," katanya pula.
Jadi, katanya, masyarakat Semarang yang ingin berbelanja produk-produk tersebut tidak perlu jauh ke kota lain atau luar negeri, tetapi bisa berbelanja di kotanya sendiri.
"Makanya, kehadiran The Park Semarang bukan untuk menyaingi mal-mal yang sudah ada, tapi melengkapi," kata Alphonzus yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI).
Mal yang nilai investasinya hampir mencapai Rp1 triliun itu memiliki kapasitas parkir untuk 1.200 unit kendaraan, dan 120 gerai yang saat ini sudah terisi sekitar 60 persennya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersyukur The Park Semarang sudah resmi dibuka, sehingga bisa menjadi jujukan masyarakat, apalagi sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan dan Lebaran.
"Alhamdulillah sudah dibuka. Kami senang karena The Park Semarang, selain ada 'brand' dari luar, juga mengakomodir 'brand' lokal dan usaha lokal, nasional maupun Kota Semarang," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Keberadaan The Park Semarang, kata dia lagi, diharapkan nantinya bisa menjadi pengungkit bagi perekonomian daerah seiring dengan semakin besarnya perputaran uang di Kota Semarang.
"Tidak perlu ke Jakarta kalau beli ini atau itu, cari toko berlian, di sini ada, dan juga toko-toko lainnya. Sehingga, perputaran uang kan ada di Kota Semarang," ujarnya lagi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mal The Park Semarang tetap memberikan ruang bagi "brand" lokal