Wacana Piala Dunia dua tahunan kian didorong oleh FIFA sementara sejumlah pemangku kepentingan, termasuk European Leagues, menyatakan sikap menolak.
"Pikiran pertama yang terlintas adalah betapa pentingnya kita mempertimbangkan dampak terhadap pemain," kata Rodgers sebagaimana dikutip Reuters, Kamis malam tadi.
"Semuanya akan bertalian dengan kualitas sepak bolanya, sebab para pemain, mereka yang harus bertanding, argumen besarnya adalah mereka bisa saja terlalu banyak bermain... Saya menikmati sajian Euro dan dua tahun kemudian menyambut Piala Dunia.
Baca juga: Wenger sarankan agar Piala Dunia dan EURO digelar dua tahun sekali
Baca juga: Sederet fakta wacana Piala Dunia dua tahunan
"Hal terakhir yang ingin Anda lihat adalah pemain yang sudah tampil dalam 60 pertandingan kemudian masuk ke sebuah turnamen. Maka kualitasnya akan terdampak dan juga memperburuk risiko cedera," ujarnya menambahkan.
UEFA sudah menyatakan penolakan mereka bahkan presiden federasi sepak bola Eropa tersebut, Aleksander Ceferin, menyerukan wacana boikot terhadap Piala Dunia bila FIFA memaksakan kehendaknya.
Wacana Piala Dunia dua tahunan menambahkan ketegangan hubungan antara FIFA dengan liga-liga top Eropa, setelah badan sepak bola dunia itu sebelumnya juga memberi izin kepada konfederasi Amerika Latin, CONMEBOL, memperpanjang jadwal pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 serta mencabut hak tolak klub di tengah pandemi.
Baca juga: Beberapa klub Liga Premier Inggris terancam dapatkan sanksi dari FIFA
Baca juga: FIFA desak Liga Inggris dan Spanyol tak halangi pemain bela negaranya
Baca juga: Presiden UEFA ancam boikot Piala Dunia bila digelar dua tahun sekali