Solo (ANTARA) - Paguyuban Purna Tugas (P2T) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kajian dan silaturahmi dengan tema Membangun Ukhuwah, Menggapai Khusnul Khatimah untuk merajut kekeluargaan.
Acara yang diselenggarakan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu tersebut diawali dengan pembacaan Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 8–20 yang dipimpin oleh Ustadz Muhammad Yahya.
Dalam tausiyah inti, Rektor UMS Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menyampaikan rasa syukur sekaligus penghargaan kepada para pendiri dan pemimpin UMS terdahulu yang telah merawat dan mengembangkan universitas ini dengan penuh keikhlasan.
“Kita semua adalah penerus dari perjuangan yang sudah diletakkan pondasinya oleh para sesepuh. Dengan hati yang bersih dan niat yang tulus, UMS bisa berkembang menjadi universitas besar seperti sekarang,” katanya.
Ia menambahkan bahwa fase purna tugas seharusnya dipahami sebagai fase transendensi, yaitu semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil ‘alamin. Seluruh aktivitas kita, baik di kampus maupun setelah purna, haruslah kembali kepada Allah. Itulah hakikat khidmat sejati,” tegasnya.
Harun juga mengingatkan bahwa dalam mengelola lembaga pendidikan, setiap amal harus berangkat dari hati, bukan dari nafsu atau kepentingan duniawi.
“Kalau hati yang berbicara, maka lahirlah ketulusan. Tapi kalau nafsu yang memimpin, maka akan muncul kerakusan. Di UMS, kita selalu berusaha bekerja dengan hati,” tuturnya.
Lebih jauh, Harun menekankan prinsip dasar perjuangan UMS yang berpijak pada nilai-nilai jamaah dan ta’awun (kebersamaan dan tolong-menolong).
“UMS harus menjadi mercusuar, membebaskan umat dari kebodohan (liberasi), memanusiakan manusia (humanisasi), sekaligus menegakkan nilai-nilai Islam yang mencerahkan, unggul, mendunia, dan berkelanjutan (sustainable),” jelasnya.
Sementara itu, Ketua P2T UMS Joko Santoso menyampaikan kegiatan ini merupakan yang ketiga kalinya digelar, dan akan menjadi agenda rutin setiap tiga bulan sekali. Ia menekankan tujuan utama P2T adalah merawat kebersamaan dalam bingkai ukhuwah hingga akhir hayat.
“Tema kita adalah Membangun Ukhuwah, Menggapai Khusnul Khatimah. Kita ingin agar ikatan keluarga besar UMS ini tidak berhenti di ruang kerja saja, tapi terus berlanjut hingga menutup usia. Karena itu, P2T menekankan pentingnya 3S: Syukur, Silaturahmi, dan Sedekah,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Joko Santoso juga mengingatkan makna spiritual dari kebersamaan.
“Kalau ingin rezeki banyak, berkumpullah dengan orang besar, orang yang hatinya lapang, dan orang yang pikirannya jauh. Itulah ruh dari silaturahmi kita,” tambahnya.
Sambutan juga datang dari Prof. Dr. Sabar Narimo, M.M., M.Pd., mewakili Badan Pengurus Harian (BPH) UMS. Ia menyampaikan apresiasi kepada para sesepuh dan keluarga besar P2T yang telah menghantarkan UMS hingga menjadi universitas yang berpengaruh di tingkat nasional maupun internasional.
“Apa yang kita nikmati hari ini adalah buah dari perjuangan bapak-ibu semua. Semoga kebersamaan ini semakin menguatkan langkah kita,” tuturnya.
Acara ditutup dengan sesi foto dan makan siang bersama yang penuh keakraban, menjadi penanda eratnya kekeluargaan yang terus dirajut. P2T UMS diharapkan bukan sekadar wadah silaturahmi tetapi juga forum untuk saling menguatkan dalam semangat ukhuwah, sekaligus menapaki jalan menuju khusnul khatimah.

