Banjarnegara (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Banjarnegara, Jawa Tengah, meminta sekolah menjadi pintu awal identifikasi dan rehabilitasi bagi siswa yang menyalahgunakan narkoba.
Dalam sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Rabu, Penyuluh BNNK Banjarmegara Warsito mengatakan BNNK setempat saat ini menangani 27 penyalahguna narkoba yang menjalani rehabilitasi dan 22 orang di antaranya merupakan pelajar.
Oleh karena itu, kata dia, sekolah memiliki peran strategis sebagai ruang pertama yang dapat mendeteksi perubahan perilaku siswa dan mengarahkan mereka untuk memperoleh layanan BNN.
"Sekolah harus peka terhadap gerak-gerik yang tidak biasa, misalnya suasana ramai tapi ada siswa yang hanya diam. Banyak kasus bermula dari tekanan keluarga," katanya dalam sosialisasi yang diselenggarakan Panitia Pengajian Umum (PPU) Kabupaten Banjarnegara sebagai upaya mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar itu.
Ia mengatakan BNN tidak akan menangkap siswa yang melapor karena menyalahgunakan narkoba, melainkan memberikan rehabilitasi enam hingga delapan sesi untuk memulihkan kondisi pengguna.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan berbagai jenis narkoba serta bahaya zat adiktif yang merusak sel otak dan melemahkan fungsi saraf.
"Otak pengguna narkoba itu bolong-bolong karena sebagian sel otaknya mati, daya rangsang turun, bicara sulit, dan perilaku linglung. Masa depannya suram," katanya.
Warsito juga mengingatkan bahaya mengonsumsi kopi lebih dari tiga kali sehari dan risiko vape yang disebut sepuluh kali lebih berbahaya daripada rokok.
Terkait dengan hal itu, Staf Ahli Bupati Banjarnegara Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Barijadi Djumpaedo meminta siswa menjaga diri dari narkoba dan tetap dekat dengan kegiatan positif.
"Anak-anak perlu bimbingan agar tidak tersesat. Dekat dengan majelis ilmu dan tidak meninggalkan salat akan menjadi benteng dari narkoba," katanya.
Apa pun profesinya, kata dia, sukses hakiki seorang yang hebat adalah yang beriman dan memiliki ketakwaan yang kuat.
Salah seorang peserta sosialisasi, Lutfia Oktariani menilai kegiatan tersebut membantu siswa memahami risiko penyalahgunaan narkoba dan cara mencari bantuan.
"Kami jadi tahu bahaya narkoba dan bagaimana menghubungi BNN jika ada teman yang terindikasi menyalahgunakan narkoba," katanya.

