Solo (ANTARA) - Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Marpuji Ali meluncurkan tiga buku tentang “Membangun Sekolah Berkemajuan Berbasis Masjid" di Gedung Induk Siti Walidah UMS Solo, Jawa Tengah, Senin.
Sebanyak tiga buku itu, bertajuk "Integrasi Masjid dan Pendidikan: Pergumulan Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Membangun Pendidikan Unggul-Berkemajuan", "Trendsetter Sekolah Berkemajuan: Memoar Kiai Marpuji Ali Membersamai Perguruan Muhammadiyah Kottabarat", dan "Kiai Marpuji Ali: Menyemai Sekolah Berkemajuan".
Buku pertama tulisan Marpuji membahas peran Masjid Kottabarat yang melahirkan institusi pendidikan. Marpuji bercerita kiprah Perguruan Muhammadiyah Kottabarat bermula sejak 1947. Pendirian perguruan tersebut diinisiasi oleh tokoh pergerakan Islam terkemuka masa itu, Muhammad Isa.
Marpuji menghadapi tantangan membangun masjid. Pada saat bersamaan, pimpinan ranting Muhammadiyah setempat sedang menghadapi kesulitan mencari pelajar baru. Namun, Marpuji tak gentar.
“Nanti kalau masjidnya sudah jadi, cobalah kita pikirkan bareng-bareng,” ujar dia.
Pembangunan masjid rampung tiga tahun kemudian. Pembangunan berikutnya berupa bangunan sekolah dasar Muhammadiyah memanfaatkan tanah milih keluarga Muhammad Isa. Marpuji bercerita tanah tersebut diwakafkan oleh istri Muhammad Isa.
Pembangunan institusi pendidikan di kawasan itu terus berkembang secara bertahap tanpa melupakan peran masjid.
Baca juga: Mahasiswa UMS jadi Duta GenRe Sukoharjo 2025 siap edukasi remaja hingga lansia
Dari masjid itulah, katanya, lahir Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus. Saat ini, lembaga pendidikan di kawasan itu mencakup jenjang SMP hingga SMA.
Buku "Trendsetter Sekolah Berkemajuan" memoar mengenai jejak kiprah Marpuji Ali di Perguruan Muhammadiyah Kottabarat.
Moderator diskusi yang juga wartawan Solopos, Solahuddin, mengatakan buku tersebut memuat 63 karya tulisan yang disumbangkan oleh kepala sekolah, guru, hingga office boy.
“Ada pengalaman unik di dalamnya,” ujarnya.
Buku ketiga mengangkat perjalanan hidup Marpuji sejak kecil hingga saat ini.
Penulis memoar itu, Solahuddin ingin merekam kenangan Marpuji semasa kecil yang sempat kesulitan meraih pendidikan lantaran kendala biaya.
Buku ini juga mengupas perkenalan Marpuji dengan Persyarikatan Muhammadiyah lewat Ikatan Pemuda Muhammadiyah.
“Buku ketiga ini juga mengangkat peran peran Pak Marpuji untuk meningkatkan pendidikan Islam,” katanya.
Rektor UMS Harun Joko Prayitno menilai Marpuji Ali sebagai penggerak sekolah Muhammadiyah di Kota Surakarta. Marpuji sosok inspiratif yang patut diteladani.
Ia memandang perguruan tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah tidak lepas dari hadirnya sekolah dasar dan menengah Muhammadiyah.
“Kontribusi dan peran sekolah-sekolah Muhammadiyah menjadi bagian integral dari perguruan tinggi milik Muhammadiyah,” katanya.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq menyambut baik peluncuran tiga buku tersebut.
Ia menyebut masjid sejak dahulu menjadi tempat pendidikan generasi Muslim.
Ia menjelaskan saat ini masjid menghadapi tantangan di tengah generasi Muslim dari kalangan menengah di perkotaan.
“Banyak generasi Muslim baru yang lahir tidak dari masjid,” katanya.
Menurut dia, orang tua menjadikan sekolah berbasis Islam sebagai wadah penguatan agama bagi anak-anak mereka. Hal itu menjadi peluang yang baik bagi perguruan milik Muhammadiyah.
Acara dilanjutkan seremoni peluncuran tiga buku tersebut. Seremoni dilakukan oleh Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq, Marpuji Ali, dan Rektor Harun Joko Prayitno.
Baca juga: Rektor UMS buka Masta PMB 2025: fokus pada inovasi, prestasi, dan kompetensi global
Baca juga: Mahasiswa UMS latih warga Sentono kembangkan nugget tempe ayam sehat
Baca juga: Menyambut mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surakarta "Mengasah Talenta, Mengukir Prestasi"

