Purwokerto (ANTARA) - Akademikus Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Muhammad Yamin menilai kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump merupakan bentuk keberhasilan diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
"Dari sisi diplomasi, ini bisa dianggap keberhasilan, terutama setelah tarif impor dari AS terhadap produk Indonesia diturunkan dari 32 persen menjadi 19 persen," kata Dosen Jurusan Hubungan Internasional Unsoed itu di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Menurut dia, pembukaan seluruh pasar Indonesia kepada AS untuk pertama kalinya dalam sejarah patut diapresiasi, tetapi tidak boleh menjadi euforia berlebihan.
Ia mengatakan potensi pasar AS memang besar namun mengingatkan pentingnya diversifikasi mitra dagang agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada satu negara, perdagangan produk Indonesia sebaiknya tidak terpaku pada satu pasar.
Dalam hal ini, kata dia, Indonesia perlu memperluas pasar ke negara lain mengingat defisit perdagangan dengan negara-negara seperti China, Jepang, dan Korea masih tinggi.
"Membuka pasar ke AS itu baik, tapi jangan terlena. Masih banyak PR dalam perdagangan dan diplomasi ekonomi Indonesia," katanya
Menurut dia, keberhasilan Indonesia menurunkan tarif dan membuka pasar dengan Uni Eropa menggunakan skema tarif 0 persen juga merupakan suatu kemajuan diplomatik untuk mengantisipasi tingginya tarif yang dibebankan AS kepada Indonesia.
Lebih lanjut, dia mengatakan penetapan tarif sepihak oleh AS meskipun berhasil ditekan, tetap menimbulkan catatan dalam konteks politik luar negeri dan perdagangan global.
Jika dilihat secara umum, kata dia, penetapan tarif secara sepihak itu tidak pas karena bagaimanapun politik luar negeri AS yang sekarang ini juga "ditentang" oleh banyak negara yang mendapatkan tarif berbeda-beda.
Ia menilai penetapan tarif secara sepihak itu hanya gertakan yang dilakukan AS untuk mencari pengakuan atau dukungan dengan harapan negara-negara yang mendapatkan tarif impor tersebut akan datang untuk bernegosiasi
"Kalau kita ingat saat panas-panasnya hubungan dagang AS–China, tarif yang dikenakan ke produk China mencapai 200 persen, tapi akhirnya justru Amerika kendur sendiri, menurunkannya, malah ketakutan sendiri dari dalam negerinya dengan tarif begitu tinggi ke China," kata Yamin.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan tarif impor senilai 19 persen akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, berdasarkan negosiasi langsung yang dilakukannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto.
“Indonesia akan membayar tarif 19 persen kepada Amerika Serikat untuk semua barang impor dari mereka ke negara kita,” ucap Trump terkait kesepakatan yang dicapai dengan RI dalam hal tarif impor, seperti dipantau dari media sosial Truth Social di Jakarta, Rabu (16/7).
Nilai baru tersebut menunjukkan telah tercapai kesepakatan untuk menurunkan tarif impor AS untuk produk Indonesia dari angka 32 persen yang diumumkan pertama kali oleh Trump pada April lalu.
Trump juga menyampaikan adanya kesepakatan dagang yang tercapai dengan Indonesia mencakup komitmen pengadaan berskala komoditas dari AS dan pembukaan penuh pasar Indonesia terhadap produk AS.
“Kesepakatan penting ini membuka SELURUH PASAR Indonesia kepada Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam sejarah,” kata Trump.
Trump menyampaikan bahwa kesepakatan tersebut tercapai usai dia bernegosiasi langsung dengan Presiden RI Prabowo Subianto via telepon. Dalam kirimannya yang lebih awal di Truth Social, ia mengumumkan tercapainya "kesepakatan besar dengan RI" meski belum memberi rincian.

