Demak (ANTARA) - Suprayitno (48) warga Kabupaten Demak yang bekerja sehari-hari di distributor obat-obatan merasa bersyukur saat menjalani cuci darah (hemodialisa) sejak bulan Mei 2024 seluruh rangkaian pengobatan dijamin oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Supriyatno mengaku selama memanfaatkan Program JKN terutama ketika hendak menjalani cuci darah selalu merasakan kemudahan baik dari segi fasilitas maupun dari segi pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan tempat Ia menjalani perawatan di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
Kerusakan ginjal kronis yang dialaminya tentu tanpa sebab. Ia meyakini ketidakteraturan dalam mengkonsumsi obat hipertensi menjadi salah satu pemicu utama. Tekanan darah yang tidak terkontrol berimbas pada fungsi ginjal. Ia mengaku hanya meminum obat-obatan jika dirasa tekanan darahnya melonjak tinggi dan mengabaikan saat merasa sehat.
“Saya mulanya sering mengeluhkan susah tidur, kalau Bahasa anak muda sekarang insomnia, bisa dua malam tidak tidur sama sekali. Berangkat ke klinik untuk dilakukan pemeriksaan dasar dan dilakukan ultrasonografi (USG) diketahui ginjal sudah membengkak,” jelasnya.
Menambahkan selain keluhan-keluhan itu ia juga sudah mengeluhkan rasa sakit saat buang air kecil, bahkan sampai mengeluarkan darah. Dari pemeriksaan di klinik dokter menyarankan dirinya agar segera memeriksakan ke spesialis Urologi.
Meski sudah disarankan untuk berobat ditingkat lanjut, Suprayitno masih menunda- nunda hingga akhirnya ia mendadak sesak nafas dan dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) terdekat. Dokter penanggung jawab lekas melakukan berbagai pemeriksaan termasuk pemeriksaan darah
“Ureum kreatinin saya terlalu tinggi dan dokter menyarankan langsung saat itu untuk dilakukan cuci darah, dan ternyata berlangsung sampai saat ini saya sudah menjalani cuci darah setahun,” ucapnya.
Meski melalui layanan UGD, Suprayitno beserta istrinya yang membantu mengurus segala administrasi tidak terkendala apapun. Ia hanya menunjukkan kartu JKN saja selepas itu petugas langsung memberikan pelayanan dan mengurus kebutuhan rawat inapnya.
“Nggak menunggu waktu lama, dan juga tidak ada pilihan lain untuk menstabilkan kondisi tubuh saya besoknya langsung dijadwalkan untuk cuci darah dan langsung rawat inap saat itu juga,” tuturnya.
Supriyatno beserta keluarganya tentu merasa cukup kaget, ia diharuskan cuci darah saat itu juga, bahkan tidak pernah terbersit di benaknya jika dirinya harus menjalani cuci darah di usia yang masih tergolong muda.
“Ya kembali lagi, atas saran dokter spesialis dan kondisi saya sudah sesak nafas, memang harus mengeluarkan racun-racun di tubuh saat itu juga. Jika tidak segera dilakukan cuci darah di khawatirkan kondisi saya waktu itu terulang atau bahkan lebih parah,” tambahnya.
Saat masuk rumah sakit pertama kali, Supriyatno dijadwalkan cuci darah seminggu dua kali untuk memaksimalkan pembuangan racun, dan terbukti seperti saran dokter selepas menjalani cuci darah awal dua kali, di hari Senin dan Kamis, pada hari Jumat ia diperbolehkan rawat jalan di rumah.
Selama menjalani cuci darah Supriyatno tidak dibebani iur biaya sama sekali, obat-obatan ia terima lengkap dari rumah sakit dan keseluruhannya sudah dijamin oleh Program JKN. “Kalau tidak ada Program JKN, wah ampun biayanya mahal sekali untuk sekali cuci darah. Program JKN sangat membantu sekali untuk saya,” ucapnya terharu.
Supriyatno dan keluarga mempercayakan perawatan cuci darah di RS Sunan Kalijaga Demak selain dekat dengan tempat tinggal juga didukung oleh peralatan yang komplet juga dokter yang berkualitas.
“Saya berharap program JKN ini bisa terus mencakup penyakit-penyakit berbiaya tinggi seperti saya, jangan sampai nggak ada , mau bagaimana nanti jadinya saya yang benar-benar membutuhkan sementara biaya cuci darah cukup besar,” tutupnya.