Mahasiswa KKN UNS buat masterplan desa wisata di Jatim
Semarang (ANTARA) - Mahasiswa Arsitektur Universitas Sebelas Maret (UNS) berhasil membuat perencanaan desain masterplan Desa Sumbersawit melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berawal dari keinginan perangkat desa untuk memajukan daerah setempat memanfaatkan potensi yang ada dan setelah melakukan sosialisasi dengan warga dan mendapat dukungan secara penuh.
Pratiwi Anjar Sari, S.T, M.Sc., selaku dosen pembimbing menjelaskan mahasiswa arsitektur UNS mengikuti Program KKN Membangun Desa yang berlokasi di Jawa Timur. Desa Sumbersawit merupakan desa yang berlokasi di Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Desa ini berada di lereng Gunung Lawu dengan luas sekitar 310,33 Ha. Di desa ini terdapat banyak kekayaan alam yang tersembunyi dan dengan potensi tersebut warga ingin mewujudkan di bangunnya desa wisata.
Perencanaan desain masterplan Desa Sumbersawit, kata Pratiwi, diikuti 10 orang mahasiswa dari program studi Arsitektur dan langkah utama yang dilakukan tim adalah pemetaan potensi wisata. Pemetaan potensi wisata melalui cultural mapping merupakan kegiatan survei lapangan yang dilakukan dengan tujuan mencari dan mengetahui kondisi potensi wisata di Desa Sumber Sawit, sehingga penentuan pengembangan potensi dapat lebih maksimal dan tepat sasaran sehingga dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Sebelum terjun langsung ke lapangan, mahasiswa diberikan pembekalan secara langsung oleh perangkat desa untuk mengetahui titik-titik potensi desa dan wilayah-wilayah yang memiliki daya tarik untuk digali lebih lanjut. Selain itu, mahasiswa diberikan usulan pengembangan dasar yang dimiliki pihak desa untuk di masa yang akan datang.
"Selama pelaksanaan survei, tim mahasiswa menemukan banyak potensi alam di sekitar. Berada pada wilayah yang didominasi hutan dan persawahan, di desa Sumbersawit memiliki banyak titik view potensial yang dapat dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata, mulai dari pemandangan Gunung Lawu, perbukitan, lahan sawah hingga pemandangan perkebunan mawar terbentang," katanya.
Fakta yang menarik mengenai potensi wisata sumber sawit, lanjut Pratiwi, adalah terdapat lebih dari 10 sumber mata air yang tersebar di desa ini. Dua sumber mata air yang paling besar adalah Sumber Mata Air Selasang dan Growong. Keduanya telah terawat dan dimanfaatkan oleh warga dengan baik untuk memenuhi kebutuhan air dan wisata. Di daerah selasang sendiri telah dimanfaatkan sebagai sumber air penduduk sekitar, sedangkan di daerah Growong suada Sendhang Growong, kolam yang dibuka sebagai wisata pemandian bagi warga Magetan dan Sekitarnya.
Tidak hanya menilik kondisi secara nyata, Tim Perencanaan Desain Masterplan Desa Sumber Sawit juga bertemu langsung dengan warga sekitar. Tim mahasiswa disambut dengan hangat dan dipandu dengan baik oleh warga lokal dan perangkat desa dalam mengenal lebih lanjut Desa Sumbersawit. Melalui wawancara, tim mahasiswa menemukan potensi UMKM yang menarik untuk dikembangkan sebagai pendukung desa wisata.
Pratiwi menambahkan kegiatan pengkajian data dan FGD merupakan komponen penting dalam kunjungan lapangan mahasiswa MBKM untuk perencanaan desain masterplan Desa Sumbersawit. Melalui penggunaan metode yang tepat dan partisipasi aktif dari mahasiswa dan warga setempat berdiskusi mengenai data Desa Sumbersawit, mahasiswa dapat menghasilkan analisis yang lebih terkait pengembangan Desa Sumbersawit.
Kegiatan tersebut memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. Selain menyumbang ide-ide inovatif dan solusi-solusi yang relevan bagi pengembangan Desa Sumbersawit, serta membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengalaman yang berharga untuk masa yang akan datang.
"Tidak sekadar proses pengumpulan informasi, kegiatan ini merupakan sarana untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan Desa Sumbersawit menjadi desa wisata. Dengan melibatkan masyarakat setempat, mahasiswa tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih tentang kebutuhan dan aspirasi masyarakat, tetapi juga membangun hubungan yang kuat dengan mereka. Ini menciptakan landasan yang kokoh untuk implementasi yang dihasilkan, memastikan bahwa solusi yang dipilih benar-benar mencerminkan kebutuhan dan harapan masyarakat setempat," katanya.
Oleh karena itu, tambahnya, keberhasilan kegiatan bukan hanya terletak pada pencapaian akhir tetapi juga pada proses pembelajaran yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat. Kegiatan pengkajian data dan FGD bukan hanya menjadi momentum untuk merumuskan solusi konkret, tetapi juga sebagai wadah untuk pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai yang menginspirasi dan memperkaya semua pihak yang terlibat
Setelah melakukan serangkaian kegiatan tersebut, Tim Perencanaan Desain Masterplan telah mendapatkan sejumlah poin penting dari potensi Desa Sumber Sawit sebagai calon desa wisata. Data fisik, hasil wawancara, diskusi, dan pemetaan yang didapat kemudian akan diolah kembali, sehingga menghasilkan luaran berupa Buku Profil Desa Sumber Sawit. Buku tersebut nantinya menjadi acuan awal untuk tahap selanjutnya yaitu perancangan desain. Harapannya, melalui data yang telah terkompilasi dan tersusun dengan cermat ini mampu mempermudah dan mengarahkan proses penyusunan konsep dan desain Desa Wisata Sumbersawit ke depannya.
Pratiwi Anjar Sari, S.T, M.Sc., selaku dosen pembimbing menjelaskan mahasiswa arsitektur UNS mengikuti Program KKN Membangun Desa yang berlokasi di Jawa Timur. Desa Sumbersawit merupakan desa yang berlokasi di Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Desa ini berada di lereng Gunung Lawu dengan luas sekitar 310,33 Ha. Di desa ini terdapat banyak kekayaan alam yang tersembunyi dan dengan potensi tersebut warga ingin mewujudkan di bangunnya desa wisata.
Perencanaan desain masterplan Desa Sumbersawit, kata Pratiwi, diikuti 10 orang mahasiswa dari program studi Arsitektur dan langkah utama yang dilakukan tim adalah pemetaan potensi wisata. Pemetaan potensi wisata melalui cultural mapping merupakan kegiatan survei lapangan yang dilakukan dengan tujuan mencari dan mengetahui kondisi potensi wisata di Desa Sumber Sawit, sehingga penentuan pengembangan potensi dapat lebih maksimal dan tepat sasaran sehingga dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Sebelum terjun langsung ke lapangan, mahasiswa diberikan pembekalan secara langsung oleh perangkat desa untuk mengetahui titik-titik potensi desa dan wilayah-wilayah yang memiliki daya tarik untuk digali lebih lanjut. Selain itu, mahasiswa diberikan usulan pengembangan dasar yang dimiliki pihak desa untuk di masa yang akan datang.
"Selama pelaksanaan survei, tim mahasiswa menemukan banyak potensi alam di sekitar. Berada pada wilayah yang didominasi hutan dan persawahan, di desa Sumbersawit memiliki banyak titik view potensial yang dapat dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata, mulai dari pemandangan Gunung Lawu, perbukitan, lahan sawah hingga pemandangan perkebunan mawar terbentang," katanya.
Fakta yang menarik mengenai potensi wisata sumber sawit, lanjut Pratiwi, adalah terdapat lebih dari 10 sumber mata air yang tersebar di desa ini. Dua sumber mata air yang paling besar adalah Sumber Mata Air Selasang dan Growong. Keduanya telah terawat dan dimanfaatkan oleh warga dengan baik untuk memenuhi kebutuhan air dan wisata. Di daerah selasang sendiri telah dimanfaatkan sebagai sumber air penduduk sekitar, sedangkan di daerah Growong suada Sendhang Growong, kolam yang dibuka sebagai wisata pemandian bagi warga Magetan dan Sekitarnya.
Tidak hanya menilik kondisi secara nyata, Tim Perencanaan Desain Masterplan Desa Sumber Sawit juga bertemu langsung dengan warga sekitar. Tim mahasiswa disambut dengan hangat dan dipandu dengan baik oleh warga lokal dan perangkat desa dalam mengenal lebih lanjut Desa Sumbersawit. Melalui wawancara, tim mahasiswa menemukan potensi UMKM yang menarik untuk dikembangkan sebagai pendukung desa wisata.
Pratiwi menambahkan kegiatan pengkajian data dan FGD merupakan komponen penting dalam kunjungan lapangan mahasiswa MBKM untuk perencanaan desain masterplan Desa Sumbersawit. Melalui penggunaan metode yang tepat dan partisipasi aktif dari mahasiswa dan warga setempat berdiskusi mengenai data Desa Sumbersawit, mahasiswa dapat menghasilkan analisis yang lebih terkait pengembangan Desa Sumbersawit.
Kegiatan tersebut memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. Selain menyumbang ide-ide inovatif dan solusi-solusi yang relevan bagi pengembangan Desa Sumbersawit, serta membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengalaman yang berharga untuk masa yang akan datang.
"Tidak sekadar proses pengumpulan informasi, kegiatan ini merupakan sarana untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan Desa Sumbersawit menjadi desa wisata. Dengan melibatkan masyarakat setempat, mahasiswa tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih tentang kebutuhan dan aspirasi masyarakat, tetapi juga membangun hubungan yang kuat dengan mereka. Ini menciptakan landasan yang kokoh untuk implementasi yang dihasilkan, memastikan bahwa solusi yang dipilih benar-benar mencerminkan kebutuhan dan harapan masyarakat setempat," katanya.
Oleh karena itu, tambahnya, keberhasilan kegiatan bukan hanya terletak pada pencapaian akhir tetapi juga pada proses pembelajaran yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat. Kegiatan pengkajian data dan FGD bukan hanya menjadi momentum untuk merumuskan solusi konkret, tetapi juga sebagai wadah untuk pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai yang menginspirasi dan memperkaya semua pihak yang terlibat
Setelah melakukan serangkaian kegiatan tersebut, Tim Perencanaan Desain Masterplan telah mendapatkan sejumlah poin penting dari potensi Desa Sumber Sawit sebagai calon desa wisata. Data fisik, hasil wawancara, diskusi, dan pemetaan yang didapat kemudian akan diolah kembali, sehingga menghasilkan luaran berupa Buku Profil Desa Sumber Sawit. Buku tersebut nantinya menjadi acuan awal untuk tahap selanjutnya yaitu perancangan desain. Harapannya, melalui data yang telah terkompilasi dan tersusun dengan cermat ini mampu mempermudah dan mengarahkan proses penyusunan konsep dan desain Desa Wisata Sumbersawit ke depannya.