Unsoed Purwokerto kukuhkan lima guru besar baru
tercatat saat ini, Unsoed memiliki 119 guru besar, yang insyaallah akan terus bertambah
Sementara dalam orasi ilmiahnya yang berjudul "Potensi Batuan Alam Untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan dan Prduktivitas Tanah", Prof Ir. Kharisun, Ph.D. mengatakan berbagai upaya harus dilakukan untuk menjaga agar tanah tetap mempunyai kualitas yang baik untuk memberikan kehidupan organisme tanah dengan baik dan memberikan pertumbuhan tanaman yang baik.
"Pada akhirnya akan memberikan kehidupan yang sehat bagi manusia, menghasilkan pasokan pangan yang cukup, dan lingkungan yang sehat," tegasnya.
Ia mengaku melakukan penelitian bersama tim untuk mengembangkan batuan alami yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan sekaligus dapat meningkatkan kualitas tanah dan aman bagi lingkungan menggunakan batuan zeolite, hingga akhirnya menemukan beberapa formulasi pupuk majemuk menggunakan bahan utama zeolite.
Menurut dia, salah satu formulasi pupuk yang sudah melalui serangkai pengujian dan telah mendapatkan paten, hak kekayaan intelektual, izin merek dagang, dan izin edar adalah pupuk N Zeo-SR Plus (Nitrogen Zeolite Slow Release Plus).
Ia mengatakan pupuk tersebut mampu mengendalikan ketersediaan nitrogen, sehingga lebih efisien dan mampu meningkatkan sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stress abiotic dan biotik.
Baca juga: Mahasiswa Unsoed manfaatkan limbah agronomi sekam padi menjadi biochar
"Pupuk ini diperkaya dengan unsur Si untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi petani khususnya dengan makin meningkatnya permasalahan stress abiotic dan biotic yang dialami oleh tanaman seperti kekeringan, kegaraman, hama, dan penyakit," jelas Prof. Kharisun.
Guru besar lainnya yang dikukuhkan, Prof. Dr.sc.agr. Ir. Muhamad Bata, M.S., IPU. menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Strategi Pengurangan Emisi Gas Metan (CH4) dan Dinitrogen Oksida (N20) Melalui Perbaikan Pakan dan Pemilihan Bangsa Sapi Lokal Sebagai Bagian dari Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem Bumi".
Sebagai akademisi yang berkecimpung di bidang ilmu nutrisi khususnya pakan dan nutrisi ruminansia, dia berusaha untuk mengurangi emisi gas CH4 dan N2O melalui penelitian peningkatan kualitas pakan berserat tinggi khususnya jerami padi teknologi fermentasi dan formulasi konsentrat berbasis sinkronisasi energi dan nitrogen.
Baca juga: Akademikus Unsoed harapkan situasi tetap kondusif
Ia mengatakan penggunaan daun waru yang mengandung saponin dan flavonoid sebagai aditif alami mampu menurunkan metan dan peningkatan pertambahan berat badan sapi dan efisiensi pakan dan pemilihan bangsa sapi lokal.
Menurut dia, upaya mengurangi emisi metan dan dinitrogen oksida dengan menerapkan konsep bio ekonomi sirkular melalui integrasi pertanian padi dengan peternakan sapi, kambing dan domba.
"Kegiatan ini merupakan bagian pengabdian saya untuk mengajak petani dan peternak serta pengambil kebijakan untuk bersama-sama menanggulangi pengurangan emisi metan (CH4) dan nitrogen oksida (N2O). Ini dapat dicapai dengan mengoptimalkan pengelolaan limbah pertanian dan mengurangi penggunaan pupuk nitrogen. Dengan demikian model ini dapat meningkatkan efisiensi usaha peternakan dan pertanian yang pada akhirnya menciptakan Sustainable Agriculture," jelas Prof. Muhamad Bata.