Unsoed Purwokerto kukuhkan lima guru besar baru
tercatat saat ini, Unsoed memiliki 119 guru besar, yang insyaallah akan terus bertambah
Purwokerto (ANTARA) - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mengukuhkan lima guru besar baru dalam Sidang Terbuka Senat Pengukuhan Profesor di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (18/9).
Kelima guru besar yang dikukuhkan terdiri atas Prof. Dr. Muslihudin, M.Si sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sosiologi Lingkungan; Prof. Dr. Ir. Petrus Hary Tjahja Soedibya, M.S. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Budidaya Perairan (Akuakultur); Prof. Yunita Sari, S.Kep.Ns., MHS., Ph.D. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Keperawatan Medikal Bedah; Prof Ir. Kharisun, Ph.D. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kimia Tanah; dan Prof. Dr.sc.agr. Ir. Muhamad Bata, M.S., IPU. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.
Dalam pengukuhan tersebut, Prof. Muslihudin menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Pentingnya Kepedulian dan Kontrol Sosial Dalam Mencegah Degradasi Lingkungan Hidup" yang memaparkan tentang kondisi lingkungan saat kini telah ditandai dengan adanya kerusakan dan degradasi.
Baca juga: Akademikus Unsoed: Penggunaan pupuk nitrogen buatan rugikan petani
Oleh karena itu, kata dia, manusia sebagai makhuk Tuhan yang diberi kelebihan akalnya, sehingga harus meninjau kembali tentang apa yang dilakukan selama ini.
"Yang jelas terdapat kekeliruan sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan tadi," ungkapnya.
Menurut dia, perubahan cara pandang atau paradigma yang tadinya hanya berorientasi hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, perlu berubah menjadi cara pandang yang harus memikirkan semua kepentingan realitas ekologis.
"Hanya dengan cara itulah, kita dapat mengerem laju degradasi lingkungan agar tidak segera sampai pada apa yang disebut hari kiamat (domsday)," tegas Prof. Muslihudin.
Kelima guru besar yang dikukuhkan terdiri atas Prof. Dr. Muslihudin, M.Si sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sosiologi Lingkungan; Prof. Dr. Ir. Petrus Hary Tjahja Soedibya, M.S. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Budidaya Perairan (Akuakultur); Prof. Yunita Sari, S.Kep.Ns., MHS., Ph.D. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Keperawatan Medikal Bedah; Prof Ir. Kharisun, Ph.D. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kimia Tanah; dan Prof. Dr.sc.agr. Ir. Muhamad Bata, M.S., IPU. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.
Dalam pengukuhan tersebut, Prof. Muslihudin menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Pentingnya Kepedulian dan Kontrol Sosial Dalam Mencegah Degradasi Lingkungan Hidup" yang memaparkan tentang kondisi lingkungan saat kini telah ditandai dengan adanya kerusakan dan degradasi.
Baca juga: Akademikus Unsoed: Penggunaan pupuk nitrogen buatan rugikan petani
Oleh karena itu, kata dia, manusia sebagai makhuk Tuhan yang diberi kelebihan akalnya, sehingga harus meninjau kembali tentang apa yang dilakukan selama ini.
"Yang jelas terdapat kekeliruan sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan tadi," ungkapnya.
Menurut dia, perubahan cara pandang atau paradigma yang tadinya hanya berorientasi hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, perlu berubah menjadi cara pandang yang harus memikirkan semua kepentingan realitas ekologis.
"Hanya dengan cara itulah, kita dapat mengerem laju degradasi lingkungan agar tidak segera sampai pada apa yang disebut hari kiamat (domsday)," tegas Prof. Muslihudin.