Pemkot Semarang keruk Sungai Semarang Indah antisipasi banjir
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang mengeruk sedimentasi di Sungai Semarang Indah yang menjadi aliran dari Sungai Banjir Kanal Barat, Semarang, untuk mengantisipasi banjir.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pompa Banjir Wilayah Barat Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Choirul Iman, di Semarang, Jumat, mengatakan pengerukan sedimentasi adalah program rutin.
Sebagai program tahunan, kata dia, pengerukan sedimentasi di Sungai Semarang Indah direncanakan pada awal tahun ini, tetapi harus mundur pada Juli 2023 karena keterbatasan alat.
Menurut dia, drainase di kawasan Semarang Indah merupakan tarikan pompa di Tawang Mas yang merupakan bagian dari sistem drainase Banjir Kanal Barat sehingga perannya sangat vital.
"Makanya, pengerukan memang rutin kami lakukan guna mengantisipasi dampak saat musim hujan agar tidak terjadi banjir. Apalagi, wilayah itu merupakan tarikan dari pompa di Tawang Mas, sistem Banjir Kanal Barat," katanya.
"Pembersihan kami mulai pekan ini. Dalam sepekan sudah ada sedimen hasil pengerukan sebanyak 50 dump truk. Program ini dilanjutkan, target sampai tiga pekan ke depan," katanya.
Ia menyebutkan sekitar 500 meter sepanjang sungai yang akan dikeruk sedimentasinya, mulai dari jembatan di Semarang Indah menuju hilir sungai.
Namun, diakuinya, untuk kawasan hilir sungai belum bisa dilakukan normalisasi secara maksimal karena talud di sisi sungai sudah ada yang miring.
"Jadi, pengerukan enggak bisa dalam, dan harus hati-hati. Kendala lain adalah banyaknya enceng gondok, serta keterbatasan alat. Alat berat yang kami gunakan untuk pengerukan, harus gantian dengan pekerjaan lain," katanya.
"Jika ada keperluan khusus dan mendesak, pengerukan kami setop dulu karena alat dibawa ke sana (pekerjaan lain)," kata Choirul.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan penanganan dan pengendalian banjir akan menjadi prioritas program yang akan diselesaikan hingga akhir 2023.
"Kami tidak bisa bicara banjir 100 persen hilang, ya, tetapi pengendaliannya. Makanya, kami akan saling dukung dengan BBWS Pemali Juana dan Kementerian PUPR," kata Ita, sapaan akrabnya.
Untuk program-program besar, seperti normalisasi Sungai Plumbon dan Sungai Tenggang, kata dia, sudah ditangani oleh Kementerian PUPR sehingga Pemkot Semarang cukup terbantu.
"Makanya, kami akan melakukan program-program persinggungan dengan itu (program pemerintah pusat). Jangan sampai di tengah sudah bagus, di luarnya tidak bagus," katanya.*
Baca juga: Belanda dukung Kota Semarang tangani banjir
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pompa Banjir Wilayah Barat Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Choirul Iman, di Semarang, Jumat, mengatakan pengerukan sedimentasi adalah program rutin.
Sebagai program tahunan, kata dia, pengerukan sedimentasi di Sungai Semarang Indah direncanakan pada awal tahun ini, tetapi harus mundur pada Juli 2023 karena keterbatasan alat.
Menurut dia, drainase di kawasan Semarang Indah merupakan tarikan pompa di Tawang Mas yang merupakan bagian dari sistem drainase Banjir Kanal Barat sehingga perannya sangat vital.
"Makanya, pengerukan memang rutin kami lakukan guna mengantisipasi dampak saat musim hujan agar tidak terjadi banjir. Apalagi, wilayah itu merupakan tarikan dari pompa di Tawang Mas, sistem Banjir Kanal Barat," katanya.
"Pembersihan kami mulai pekan ini. Dalam sepekan sudah ada sedimen hasil pengerukan sebanyak 50 dump truk. Program ini dilanjutkan, target sampai tiga pekan ke depan," katanya.
Ia menyebutkan sekitar 500 meter sepanjang sungai yang akan dikeruk sedimentasinya, mulai dari jembatan di Semarang Indah menuju hilir sungai.
Namun, diakuinya, untuk kawasan hilir sungai belum bisa dilakukan normalisasi secara maksimal karena talud di sisi sungai sudah ada yang miring.
"Jadi, pengerukan enggak bisa dalam, dan harus hati-hati. Kendala lain adalah banyaknya enceng gondok, serta keterbatasan alat. Alat berat yang kami gunakan untuk pengerukan, harus gantian dengan pekerjaan lain," katanya.
"Jika ada keperluan khusus dan mendesak, pengerukan kami setop dulu karena alat dibawa ke sana (pekerjaan lain)," kata Choirul.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan penanganan dan pengendalian banjir akan menjadi prioritas program yang akan diselesaikan hingga akhir 2023.
"Kami tidak bisa bicara banjir 100 persen hilang, ya, tetapi pengendaliannya. Makanya, kami akan saling dukung dengan BBWS Pemali Juana dan Kementerian PUPR," kata Ita, sapaan akrabnya.
Untuk program-program besar, seperti normalisasi Sungai Plumbon dan Sungai Tenggang, kata dia, sudah ditangani oleh Kementerian PUPR sehingga Pemkot Semarang cukup terbantu.
"Makanya, kami akan melakukan program-program persinggungan dengan itu (program pemerintah pusat). Jangan sampai di tengah sudah bagus, di luarnya tidak bagus," katanya.*
Baca juga: Belanda dukung Kota Semarang tangani banjir