Kendal (ANTARA) - Di SDN 3 Cening Singorojo, kegiatan pembiasaan karakter menjadi denyut utama kehidupan sekolah. Setiap hari, anak-anak diajak berlatih menjadi pribadi yang disiplin, sehat, beriman, dan mandiri melalui kegiatan kokurikuler bertema 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Program ini menjadi bagian dari pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang menekankan penguatan 8 Dimensi Profil Lulusan melalui pembiasaan berkelanjutan, baik di sekolah maupun di rumah.
Pada awal pelaksanaan, kegiatan pembiasaan berjalan baik di sekolah. Program seperti SELITER (Selasa Literasi) dan RASUPE (Rabu Surat Pendek) menjadi agenda rutin yang disukai siswa.
Namun, tantangan muncul ketika pembiasaan perlu diteruskan di rumah. Untuk menjembatani hal tersebut, guru menyiapkan buku jurnal pembiasaan yang diisi bersama orang tua. Melalui jurnal itu, orang tua dapat memantau dan mendampingi anak dalam menjalankan kebiasaan baik setiap hari.
Dalam praktiknya, penggunaan jurnal berbentuk buku menghadapi berbagai kendala. Lembaran kertas mudah rusak, lusuh, bahkan hilang. Beberapa siswa lupa membawanya kembali ke sekolah, sehingga guru kesulitan melakukan pemantauan perkembangan karakter secara menyeluruh. Ketika catatan pembiasaan tidak berkelanjutan, semangat anak juga perlahan menurun.
Situasi tersebut menumbuhkan ide untuk berinovasi. Terinspirasi dari kegiatan Lesson Study Numerasi Fasda Perubahan (Fasper) Tanoto Foundation yang menekankan pentingnya kolaborasi dan komunitas belajar, guru-guru di SDN 3 Cening bekerja sama dengan Komunitas GURU SIMPEL (Guru Singorojo Terampil Belajar) untuk menciptakan solusi baru, yakni JUDIKA HEBAT, singkatan dari Jurnal Digital 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Aplikasi ini dikembangkan menggunakan platform digital yang mudah diakses, seperti Canva, agar guru, siswa, dan orang tua dapat berpartisipasi dengan nyaman. Melalui JUDIKA HEBAT, seluruh aktivitas pembiasaan dicatat secara digital dan dapat dipantau secara real-time.
Setiap anak memiliki akun jurnal harian berisi tujuh kebiasaan baik yang perlu dilakukan setiap hari, seperti berdoa, membaca, berolahraga, makan sehat, dan tidur teratur.
Perubahan yang terjadi begitu terasa. Anak-anak menjadi lebih konsisten melakukan kebiasaan baik, bukan karena kewajiban, tetapi karena kesadaran. Orang tua ikut mendampingi dengan antusias, dan guru lebih mudah memantau perkembangan setiap siswa tanpa khawatir kehilangan data.
“Mengisi jurnalnya jadi seru,” ungkap Alya, siswa kelas 3. “Sekarang lebih semangat sholat dan membaca buku setiap hari,” tambah Bima dari kelas 4.
Citra, siswa kelas 2, bahkan merasa bangga saat mendapat apresiasi karena konsisten menjalankan kebiasaan baik.
Kepala SDN 3 Cening, Farid Umar, S.Pd, menilai inovasi ini sebagai langkah maju dalam pembiasaan karakter anak. Menurutnya, dengan JUDIKA HEBAT, pemantauan 7 kebiasaan menjadi lebih efektif, efisien, dan berdampak langsung pada perilaku siswa.
Dukungan juga datang dari Ketua Komunitas Guru SIMPEL, Dewi Nur Laksmi Astutiningtyas, S.Pd., M.Pd., yang menyebut kolaborasi semacam ini sebagai bukti bahwa guru di daerah mampu melahirkan inovasi yang relevan dan berkelanjutan.
Kini, pengembangan JUDIKA HEBAT terus dilakukan. Rencana berikutnya adalah menambahkan fitur interaktif dan mengintegrasikannya dengan laporan rapor sekolah, agar pemantauan karakter menjadi bagian utuh dari proses pembelajaran. Pelatihan lanjutan bagi guru dan orang tua juga akan diselenggarakan untuk memastikan pemanfaatan aplikasi berjalan optimal.
Dari sebuah sekolah dasar di Singorojo, Kendal, muncul sebuah pembelajaran berharga, bahwa inovasi dalam pendidikan tidak harus dimulai dari teknologi canggih, melainkan dari kepedulian pada proses dan keberlanjutan nilai.
JUDIKA HEBAT bukan hanya aplikasi, melainkan jembatan yang mempererat hubungan antara guru, orang tua, dan anak dalam menumbuhkan karakter unggul generasi Indonesia masa depan.
*Guru SDN 3 Cening Singorojo Kendal

