Solo (ANTARA) - Kontingen Jawa Tengah berhasil meraih gelar juara umum cabang olahraga pencak silat pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XIX 2025 yang digelar di Surakarta, Jawa Tengah.
Para penutupan POMNAS XIX 2025, Jumat pesilat tuan rumah mendominasi perolehan medali dengan torehan delapan emas, tiga perak, dan tujuh perunggu.
Dominasi kontingen tuan rumah terlihat dari capaian emas yang mereka raih sejak babak penyisihan hingga final. Sejumlah partai krusial mampu dimenangkan oleh atlet-atlet muda berbakat Jawa Tengah, termasuk saat menghadapi lawan tangguh dari Jawa Timur, DKI Jakarta, dan provinsi lainnya.
Pelatih kontingen Jawa Tengah Dr. Nur Subekti, M.Or., mengungkapkan rasa syukur atas kemenangan ini sehingga tetap konsisten dan sesuai target untuk menjadi juara umum di cabor pencak silat.
“Bagi kami juara umum itu keberhasilan satu tim kita. Ini kerja keras kita semua. Tidak hanya saya sebagai seorang pelatih, dan tidak hanya sebagai seorang atlet, tetapi bukti kerja keras semua termasuk perguruan tinggi yang support pembinaan ini,” katanya.
Menurutnya, DKI Jakarta merupakan lawan keras. DKI Jakarta pada POMNAS 2025 menjadi juara umum dua dengan raihan empat medali emas, delapan medali perak, dan dua perunggu.
Raihan delapan medali Ini merupakan rekor terbaru di POMNAS dan harapannya bisa dipertahankan.
“Tapi bisa juga ditingkatkan karena POMNAS ini ajang dua tahun sekali, ini menjadi evaluasi bagi kita selama kita melakukan pembinaan dan pelatihan. Dan target utama mahasiswa memang di POMNAS,” katanya.
Sebelumnya, Jawa Tengah pernah menjadi juara umum pada tahun 2022 di Padang dengan lima medali emas. Lalu pada tahun 2023 di Kalimantan Selatan, Jawa Tengah menjadi juara umum dua dengan total empat medali emas.
Atlet pencak silat kontingen Jawa Tengah Muhammad Faizal Ivanda pada kategori tanding kelas F Putra merasa bangga karena telah dipercaya untuk memperkuat kontingen. Pesilat yang akrab disapa dengan Faizal itu sangat menghargai momen saat pengalungan medali emas.
Menurutnya, setiap pertandingan memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Namun, lawan terberat justru adalah diri sendiri. Mengalahkan rasa ragu dan takut sering kali menjadi tantangan terbesar.
“Untuk latihannya sudah setengah bulan untuk TC (training centre) yang POMNAS, tapi untuk jangka panjang sudah sejak satu tahun sebelumnya hingga puncak ya ini,” katanya.
Ia sendiri menargetkan untuk mengikuti pemusatan latihan nasional (pelatnas).
“Target selanjutnya insya Allah melaju pelatnas, insya Allah,” katanya.

