Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyiapkan pameran berkala khusus kelompok sadar wisata (pokdarwis) untuk mewadahi hasil kreativitas para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Kami akan buatkan pameran berkala khusus untuk UMKM, untuk hasilnya Pokdarwis di titik-titik tertentu. Ini juga identifikasi supaya kita bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya, usai membuka Jambore Pokdarwis di Sleko, Kota Lama, Semarang, Minggu.
Menurut dia, pameran tersebut bertujuan sebagai pembuatan pokdarwis yang selama ini menjadi salah satu penopang keberlangsungan sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan UMKM.
Karena itu, pameran hasil UMKM Pokdarwis digelar secara berkala di titik-titik tertentu dan di setiap even di Kota Semarang diwajibkan untuk menarik UMKM yang ada.
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan pokdarwis menghadapi lonjakan event nasional di Kota Semarang, seperti Pra MTQ dan Kongres Perempuan, serta juga ada Water Forum yang digelar beberapa waktu lalu.
"Kita akan menjadi hub, menjadi titik. Menjadi pusat perdagangan, jasa, dan konferensi," katanya.
Untuk itu, Agustina mengajak pokdarwis bersiap dan memanfaatkan momentum yang diprediksi akan mendatangkan ribuan orang ke Kota Semarang.
"Maka pokdarwis mari bersiap. Jangan hanya jadi penonton ketika para tamu datang," katanya.
Merespons arahan Menko PMK, ia mendorong agar kecamatan kembali rutin menggelar gerai UMKM dua bulan sekali yang diyakini mampu mendorong perputaran ekonomi dan memperkuat peran UMKM sebagai pengungkit pertumbuhan.
Selain itu, Agustina berharap bahwa kebijakan anggaran Rp25 juta per RT per tahun yang telah ditetapkan melalui peraturan wali kota juga diharapkan mampu bersinergi dengan penguatan pokdarwis di tiap kelurahan.
Jambore Pokdarwis di Sleko Kawasan Kota Lama Semarang berlangsung meriah, disertai pula pergelaran Musrenbang Pariwisata, serta Festival Khojas yang berlangsung di beberapa titik, seperti Taman Sleko dan Gedung PGN Menara Syahbandar.
Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang juga meluncurkan program Dewi Sri (Desa Wisata Unggulan yang Sustainable, Religius, dan Inovatif).
Program tersebut sebagai langkah strategis membangun destinasi berbasis komunitas yang inklusif dan berkelanjutan.
Kemeriahan berlanjut hingga malam hari dengan penyelenggaraan Festival Khojas yang menampilkan kirab budaya, seni tradisional, serta final lomba menyanyi lagu Melayu.
Penampilan spesial Tribute to A. Rafiq dan konser Orkes Melayu El Rafiqa turut menjadi daya tarik utama bagi pengunjung.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan pengundian pemenang program Ijolke. Ijolke merupakan program apresiasi kepada masyarakat yang taat pajak.