RSUD Semarang bangun ruang rawat inap 12 lantai untuk KRIS
Semarang (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro Semarang atau RSWN membangun fasilitas baru berupa gedung 12 lantai untuk ruang rawat inap guna mempersiapkan program Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).
Direktur RSWN dr Eko Krisnarto Sp.KK, di Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa gedung tersebut akan digunakan untuk menampung seluruh pasien yang selama ini di kelas III yang tercakup BPJS Kesehatan.
"Nanti semua pasien kelas III masuk di sini. Kami mengantisipasi KRIS, yakni Kelas Rawat Inap Standar karena BPJS Kesehatan nantinya tidak ada kelas I, II, artinya semua standar," katanya.
Ia menyebutkan pembangunan gedung rawat inap 12 lantai tersebut saat ini sudah mencapai 95 persen untuk pengerjaan konstruksinya yang akan dirampungkan pada Desember.
"Baru tahap pertama konstruksi. Hampir 95 persen, tinggal Desember nanti selesai untuk yang rawat inap 12 lantai," katanya.
Tahap pertama, kata dia, dianggarkan sebesar Rp50 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Semarang.
"Dari APBD tahun ini sebesar Rp50 miliar. Tahun depan Rp100 miliar, terdiri atas Rp70 miliar dari APBD dan Rp30 miliar dari Badan Layanan Umum Daerah atau BLUD," katanya.
Eko menambahkan, sebenarnya ada dua gedung yang sedang dibangun, dan satunya adalah gedung untuk instalasi gawat darurat (IGD) dua lantai untuk tahap dua yang dianggarkan Rp12,3 miliar.
"Jadi, pada 2023 ini ada dua gedung yang sedang dibangun, satunya adalah IGD tahap kedua. Karena tahap pertama IGD pada 2022 sudah selesai untuk lima lantai," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengingatkan agar pembangunan fasilitas baru di RSWN Semarang berjalan dan rampung sesuai dengan target.
"Kami selalu siap dalam penyediaan fasilitas kesehatan. Untuk itu, saya minta agar progres pembangunan di RSWN ini bisa tepat waktu untuk dioperasionalkan," katanya.
Direktur RSWN dr Eko Krisnarto Sp.KK, di Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa gedung tersebut akan digunakan untuk menampung seluruh pasien yang selama ini di kelas III yang tercakup BPJS Kesehatan.
"Nanti semua pasien kelas III masuk di sini. Kami mengantisipasi KRIS, yakni Kelas Rawat Inap Standar karena BPJS Kesehatan nantinya tidak ada kelas I, II, artinya semua standar," katanya.
Ia menyebutkan pembangunan gedung rawat inap 12 lantai tersebut saat ini sudah mencapai 95 persen untuk pengerjaan konstruksinya yang akan dirampungkan pada Desember.
"Baru tahap pertama konstruksi. Hampir 95 persen, tinggal Desember nanti selesai untuk yang rawat inap 12 lantai," katanya.
Tahap pertama, kata dia, dianggarkan sebesar Rp50 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Semarang.
"Dari APBD tahun ini sebesar Rp50 miliar. Tahun depan Rp100 miliar, terdiri atas Rp70 miliar dari APBD dan Rp30 miliar dari Badan Layanan Umum Daerah atau BLUD," katanya.
Eko menambahkan, sebenarnya ada dua gedung yang sedang dibangun, dan satunya adalah gedung untuk instalasi gawat darurat (IGD) dua lantai untuk tahap dua yang dianggarkan Rp12,3 miliar.
"Jadi, pada 2023 ini ada dua gedung yang sedang dibangun, satunya adalah IGD tahap kedua. Karena tahap pertama IGD pada 2022 sudah selesai untuk lima lantai," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengingatkan agar pembangunan fasilitas baru di RSWN Semarang berjalan dan rampung sesuai dengan target.
"Kami selalu siap dalam penyediaan fasilitas kesehatan. Untuk itu, saya minta agar progres pembangunan di RSWN ini bisa tepat waktu untuk dioperasionalkan," katanya.