Berdasarkan pantauan di Solo, Jumat, pasar yang dulu mempunyai nama Pasar Triwindu terlihat lebih ramai jika dibandingkan hari biasa walau masa libur Lebaran 2012 segera berakhir.
Salah seorang pengunjung asal Jakarta, Reza (40) mengaku tertarik mengunjungi Pasar Windujenar karena ingin berburu koleksi mata uang kuno.
"Disini cukup banyak pedagang yang mempunyai koleksi mata uang kuno yang lengkap sehingga saat mudik ke Solo, saya menyempatkan mampir dulu untuk berburu uang kuno," katanya.
Menurut dia, tidak hanya mata uang kuno yang dapat ditemukan di pasar tersebut, tapi juga berbagai barang antik seperti sepeda peninggalan era penjajahan Belanda, kain selendang kuno, furnitur kuno, lampu antik, dan setrika arang.
Ia mengungkapkan, harga yang ditawarkan oleh penjual, cukup murah dibandingkan membeli barang antik dari kolektor yang ada di Jakarta.
"Memang untuk barang antik, nominal suatu barang sebenarnya tidak jadi masalah jika nilai sejarah barang tersebut sangat tinggi," tambahnya.
Terkait dengan harga ditawarkan penjual di Pasar Windujenar, Reza mengaku tak segan menawar setiap kali bertransaksi di pasar tersebut.
"Disini pembeli harus pintar menawar harga suatu barang agar tidak terjebak membeli barang antik incaran dengan harga yang terlalu tinggi," katanya.
Hal tersebut juga diungkapkan salah seorang pedagang di Pasar Windujenar, Suyatno (57) yang mengaku telah berjualan barang antik selama 20 tahun.
"Disini pilihan barangnya banyak dengan berbagai kualitas, bahkan ada beberapa yang merupakan replika sehingga pembeli harus pandai memilih serta menawar harga," katanya.
Ayah tiga anak ini juga mengaku jika Pasar Windujenar mengalami peningkatan jumlah kunjungan sejak proses renovasi yang dilakukan pemerintah kota setempat.
"Semenjak renovasi, tak hanya kolektor saja yang mampir, tetapi juga wisatawan dalam dan luar negeri sering mampir ke pasar ini," pungkasnya.