Solo (ANTARA) - Kegiatan Automotive Education 2025 menjadi wujud kolaborasi edukasi, industri, dan aksi sosial mahasiswa Teknik Mesin (KMTM) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Ketua Panitia Muhammad Risky Ramadhan di Solo, Jawa Tengah, Rabu mengatakan kegiatan Automotive Education 2025 tersebut merupakan bagian dari komitmen para mahasiswa dalam menjembatani dunia pendidikan, industri, dan masyarakat.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian UMS Ottocontest 2025 yang tidak hanya menampilkan inovasi mahasiswa tetapi juga membawa misi sosial dan edukatif.
Ia mengatakan Automotive Education tahun ini dirancang sebagai sarana pembelajaran aplikatif bagi mahasiswa sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga hadir di tengah masyarakat dengan kontribusi nyata, baik dalam bentuk inovasi maupun aksi sosial,” katanya.
Kegiatan dibuka dengan servis motor gratis bagi masyarakat umum yang dilaksanakan di halaman kampus, bekerja sama dengan Ahass Motor. Layanan ini melibatkan mahasiswa secara langsung dalam praktik pengecekan mesin, penggantian oli, servis ringan, hingga konsultasi perawatan kendaraan.
Selanjutnya, pengunjung disuguhi Pameran Group Project Mahasiswa Semester 6 yang memamerkan berbagai hasil karya dan inovasi teknis. Pameran ini menjadi ajang evaluasi sekaligus bentuk apresiasi terhadap kreativitas mahasiswa Teknik Mesin UMS.
Puncak acara menghadirkan talkshow inspiratif bersama Bramono Pandu Praditya, Direktur PT Inlastek, dengan tema “
Innovation Motorcycle of Custom Culture: Seni, Fungsi, dan Keamanan. Dalam paparannya, ia menekankan modifikasi kendaraan harus memperhatikan keseimbangan antara nilai estetika, fungsionalitas, serta keamanan dan kenyamanan.
Acara yang diselenggarakan Minggu (13/7) itu ditutup dengan Riding Charity ke Wisma Asuhan Nurul Huda. Rombongan komunitas motor yang terlibat dalam kegiatan ini melakukan makan bersama dengan anak-anak panti dan menyalurkan bantuan berupa sembako serta donasi tunai.
Muhammad Risky berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan yang semakin berkembang.
“Kami ingin Automotive Education menjadi ruang pertemuan antara dunia kampus, industri, dan masyarakat. Tidak hanya sebagai ajang unjuk karya tetapi juga membawa nilai edukasi dan empati sosial,” katanya.

