Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendapatkan hibah dua unit truk remise dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng yang akan diubah menjadi kendaraan pengendali inflasi (Kendil)
Sekretaris Daerah Jateng Sumarno di Semarang, Kamis, menjelaskan bahwa dua truk remise itu sebelumnya digunakan untuk pendistribusian uang oleh BI Jateng.
Selanjutnya, kata dia, Pemprov Jateng akan memfungsikan dua truk tersebut sebagai kendaraan pengangkut bahan pokok.
Hal tersebut disampaikannya usai serah terima dua truk remise tersebut di halaman Kantor Gubernur Jateng di Semarang.
Menurut dia, kehadiran dua truk tersebut diharapkan menjangkau lokasi yang lebih luas dalam memaksimalkan pengendalian inflasi di Jateng, termasuk menunjang setiap kegiatan operasi pasar.
"Supaya harga kebutuhan pokok di pasar menjadi lebih terkendali. Minimal secara psikologi, kalau ada operasi pasar maka akan mempengaruhi harga di pasaran," katanya.
Kehadiran dua truk tersebut melengkapi empat kendaraan pengendali inflasi lainnya yang sudah dioperasionalkan oleh PT Jateng Agro Berdikari (Perseroda).
"Kami berharap dengan lebih banyak kendaraan maka akan lebih luas jangkauannya sehingga inflasi di Jateng terkendali," katanya.
Ke depan, Sumarno mengatakan pasti ada tantangan mengenai persoalan inflasi sehingga hadirnya dua kendaraan itu akan lebih memasifkan kerja-kerja pengendalian inflasi di Jawa Tengah
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan bahwa dua truk yang dihibahkan itu akan langsung difungsikan untuk mengantar kebutuhan pokok di Kelurahan Tanjungmas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang.
Dalam kerja-kerja pengendalian inflasi di Jateng, truk tersebut bisa digunakan oleh PT Jateng Agro Berdikari untuk menunjang pembelian bahan pokok langsung dari kelompok tani.
"(Misalnya) PT Jateng Agro Berdikari bisa menyerap bahan pokok dari BUMD di kabupaten/kota yang melakukan gerakan pangan murah dengan membeli dari petani. Apabila bisa beli langsung, Insya Allah inflasi akan terjaga," katanya.
Ia mencontohkan inflasi yang sering terjadi pada hari-hari besar, seperti keagamaan sehingga PT Jateng Agro Berdikari bisa membeli beras dari BUMD kabupaten/kota yang serapannya langsung dari gabungan kelompok tani.
"Diharapkan inflasi terjaga, beras bisa murah sampai ke konsumen. Bersamaan dengan itu petani juga tetap untung," katanya.