Magelang (ANTARA) - Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Regional Yogyakarta menilai Pemerintah Kota Magelang konsisten mendorong budaya inovasi di daerah setempat yang bukan hanya di kalangan aparatur, akan tetapi juga sekolah dan masyarakat.
"Inovasi sudah menjadi budaya di Kota Magelang, tidak hanya di kalangan aparatur, tetapi juga di sekolah dan masyarakat. Ini inspirasi luar biasa,” kata Kepala PPSDM Kemendagri Regional Yogyakarta Weli Septiya Putra dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Selasa.
Ia mengatakan hal itu pada kegiatan "Studi Lapangan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan IV dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan IV Tahun 2025" diselenggarakan PPSDM Kemendagri Regional Yogyakarta di Kota Magelang bertempat di Hotel Atria Kota Magelang selama 6-8 Oktober 2025.
Peserta kegiatan itu berjumlah 80 orang, terdiri atas peserta PKA berasal dari Kota Batam serta PKP berasal dari Yogyakarta, Barito Timur, Ngawi, dan Papua Selatan.
Program Magelang Innovation Award yang rutin digelar Pemkot Magelang, katanya, menjadi bukti nyata semangat pembaruan di daerah itu.
Ia menjelaskan tentang studi lapangan di Kota Magelang tersebut yang menjadi bagian penting dari proses pembelajaran kepemimpinan.
Melalui kegiatan ini, kata dia, peserta dapat memperoleh pengalaman nyata yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas tata kelola di daerah masing-masing.
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono menekankan pentingnya aparatur sipil negara (ASN) untuk memahami peran sebagai pelayan masyarakat dan bukan sebaliknya dilayani warga.
Pemerintah, katanya, harus mengedepankan kolaborasi lintas sektor dalam membangun daerah.
"Kita menggunakan pola pembangunan heksaheliks, melibatkan akademisi, dunia usaha, tokoh masyarakat, media, dan penguatan regulasi. Semua pihak punya peran penting," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Damar yang selama tujuh bulan terakhir memimpin Kota Magelang itu, mengemukakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses panjang yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi.
“Nikmati anak tangganya satu per satu, karena Allah selalu mewujudkan hal mustahil dengan cara yang lebih mustahil lagi,” ujarnya.
Ia mengharapkan studi lapangan itu menjadi sarana bagi para peserta memperkuat nilai-nilai integritas, keterbukaan, dan semangat pelayanan dalam kepemimpinan.

