Solo (ANTARA) - Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) meraih kelulusan 100 persen first taker pada pengukuhan 104 apoteker baru melalui acara Pengucapan Lafal Sumpah Apoteker Angkatan XLIII Tahun Akademik 2024/2025. Kegiatan berlangsung khidmat di Swiss-Belinn Saripetojo Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Ketua Program Studi Profesi Apoteker UMS, apt. Anita Sukmawati, Ph.D., dalam laporan akademiknya menyampaikan syarat kelulusan mahasiswa profesi apoteker adalah menyelesaikan seluruh rangkaian pendidikan, termasuk Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dan lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Profesi Apoteker Indonesia (UKMPPAI).
“Pada periode Agustus 2025, PSPA UMS mengikutsertakan 105 mahasiswa, terdiri dari 104 first taker dan satu retaker. Alhamdulillah, 100 persen first taker dinyatakan lulus,” paparnya.
Anita menambahkan capaian tersebut membuat tingkat kelulusan PSPA UMS berada di atas rata-rata nasional.
“Kelulusan nasional UKMPPAI periode ini sebesar 98,5 persen, sedangkan UMS mencapai 100 persen untuk first taker dan 99 persen secara keseluruhan,” ujarnya.
Dengan kelulusan ini, total apoteker yang telah dihasilkan Fakultas Farmasi UMS hingga semester gasal 2025/2026 mencapai 4.163 orang.
Dalam kesempatan itu, Anita juga memaparkan capaian akademik lulusan. Tercatat sembilan lulusan meraih predikat sangat memuaskan, 54 lulusan dengan predikat memuaskan, dan 41 lulusan dengan predikat dengan pujian.
Selain itu, Brianandiva Ade Fitria berhasil meraih IPK tertinggi dengan nilai sempurna 4,0, sedangkan Sri Andriani meraih nilai Computer Based Test (CBT) tertinggi sebesar 87,5.
Perwakilan apoteker baru apt. Rangga Satria Negara Y.P., S.Farm., menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya.
“Hari ini menjadi titik awal bagi kami untuk memulai pengabdian. Terima kasih kepada dosen, orang tua, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanan panjang kami,” ungkapnya.
Ia juga mengajak rekan-rekan sejawat untuk menjaga integritas profesi dan menjadikan ilmu sebagai modal pengabdian kepada masyarakat.
Dekan Fakultas Farmasi UMS Prof. apt. Erindyah Retno Wikantyasning, Ph.D., dalam sambutannya menekankan bahwa momen sumpah apoteker adalah awal dari perjalanan pengabdian.
“Keberhasilan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari pengabdian untuk kemaslahatan umat. Ilmu yang dimiliki hendaknya digunakan secara ikhlas, baik di rumah sakit, puskesmas, apotek, lembaga pendidikan, maupun jalur wirausaha,” pesannya.
Erindyah juga mendorong para apoteker baru untuk aktif dalam organisasi profesi maupun ikatan alumni Farmasi UMS.
“Jaga nama baik almamater yang telah terakreditasi unggul. Jadilah apoteker yang profesional, kompeten, dan menjunjung tinggi nilai islami,” tambahnya.
Rektor UMS Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., turut memberikan motivasi kepada apoteker baru. Ia menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua dan memanfaatkan ilmu sebagai bentuk dakwah di bidang kesehatan.
“Ridha Allah ada pada ridha orang tua. Jadilah apoteker yang berdakwah melalui profesi kesehatan, karena ini adalah jihad kemanusiaan,” tegasnya.
Harun juga menyinggung peluang luas bagi lulusan UMS untuk berkarier, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
“UMS telah menjalin kerja sama internasional, termasuk dengan lembaga kesehatan di Jepang, Taiwan, hingga Arab Saudi. Ini membuka peluang besar bagi alumni untuk berkiprah secara global,” jelasnya.
Selain itu, rektor menegaskan UMS terus memperkuat posisinya sebagai universitas unggul dengan banyak program studi yang telah terakreditasi.
“Kami sedang menyempurnakan beberapa program spesialis kedokteran dan menambah program doktoral. UMS harus menjadi universitas adaptif, progresif, dan moderat,” ujarnya.
Acara sumpah apoteker ini juga dihadiri oleh pejabat dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Kota Surakarta, dan Kabupaten Sukoharjo, serta perwakilan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Kehadiran para tamu undangan menambah khidmat prosesi yang menjadi tonggak baru bagi lulusan PSPA UMS.
Suasana haru dan kebanggaan tampak dari para orang tua yang mendampingi putra-putrinya. Banyak di antara mereka yang datang dari luar daerah, mulai dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua, menunjukkan bahwa UMS menjadi magnet pendidikan farmasi yang dipercaya masyarakat dari berbagai wilayah Indonesia.
Dengan diucapkannya lafal sumpah, 104 apoteker baru resmi bergabung dalam jajaran tenaga kesehatan profesional di Indonesia. Mereka diharapkan tidak hanya membawa keilmuan, tetapi juga nilai-nilai islami yang menjadi ciri khas lulusan UMS.
“Ilmu tanpa diamalkan ibarat pohon tanpa buah. Mari tebarkan kebaikan dan keunggulan UMS melalui pengabdian nyata di masyarakat,” pungkas Rektor UMS dalam pidatonya.

